MAJALENGKA – Kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dari Rp 7.650 perliter menjadi Rp 10.000 dinilai sangat tidak rasional dan memberatkan masyarakat kecil karena dampaknya terjadi kenaikkan terhadap berbagai kebutuhan pokok.
Untuk menyuarakan suara masyarakat yang merasakan betul dampak kenaikkan harga BBM tersebut, ratusan mahasiswa STKIP Yasika Majalengka bersama-sama dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain di wilayah Kota Angin seperti halnya Akper YPIB, Unma dan yang lainnya melakukan aksi demonstrasi di halaman gedung DPRD Majalengka, Kamis (8/9/2022).
Ratusan mahasiswa berseragam jas warna krem dan orange sebelum turun ke jalan menuju titik kumpul di halaman gedung DPRD, mereka terlebih dulu berkumpul di halaman kampus STKIP Yasika Majalengka.
Dengan dipimpin koordinator lapangan dan Presiden Mahasiswa, Dimas Iqbal Royan Firdaus, mereka mendengarkan pengarahan dari Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STKIP Yasika, Rully Khoeru Solihin, M.Pd dan Kapolsek Kasokandel, Iptu Wahid Rodise dan Kanit Intelkam, Ipda Jemzar Umbara.
Setelah melakukan doa bersama, iring-iringan ratusan motor mahasiswa dan sebuah truk dengan dikawal beberapa unit mobil operasi dari Polsek Kasokandel berangkat menuju gedung dewan dengan rute jalan utama Cirebon-Bandung, Kadipaten, Panyingkiran dan Jalan KH Abdul Halim Kota Majalengka.
Tiba di titik kumpul, ratusan mahasiswa berseragam krem tersebut berbaur dengan mahasiswa lainnya di halaman gedung dewan untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan masyarakat agar pemerintah segera menurunkan kembali harga BBM ke harga semula.
Dimas Iqbal Royan Firdaus, Presiden Mahasiswa (Presma) STKIP Yasika Majalengka yang secara langsung memimpin aksi demo mengatakan, rakyat Indonesia baru saja bangkit dari bencana pandemi Covid-19. Belum juga ekonominya pulih karena hantaman bencana Covid tersebut, pemertintan tiba-tiba menaikkan harga BBM dengan harga yang sangat tidak rasional sehingga sangat memberatkan bagi masyarakat.
“Untuk menyelamatkan APBN, seharusnya pemerintah bukan dengan cara menyengsarakan rakyar kecil yang kondisinya benar-benar sedang terpuruk akibat hantaman pandemi Covid-19. Pemerintah seharusnya mencari jalan lain yang lebih elegan dan tepat, seperti halnya dengan melakukan penghematan, memberantas korupsi yang saat ini semakin merajalela karena lemahnya penangan hukum oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Joko Widodo ini,” jelas Dimas diamini ratusan mahasiswa lainnya.
Dalam aksi demo tersebut, secara bergantian para mahasiswa menyampaikan aspirasi terkait tuntutan penurunan harga BBM dan pemulihan ekonomi oleh pemerintah melalui langkah-langkah strategis. Pemerintah melalui menteri-menterinya dari berbagai ahli dan bidang yang menguasai bidang usaha dan ekonomi, seharusnya mampu mengatasi masalah negara dengan cara-cara yang baik dan bukan dengan memberatkan kehidupan masyarakat kecil.
Dengan yel-yel perjuangan ala mahasiswa, para peserta aksi terus menyuarakan tunutan agar pemerintah segera mengembalikan harga BBM ke harga semula yang dinilai masih terjangkau bagi rakyat kecil. Setelah diterima beberapa perwakilan rakyat yang berjanji akan menyampaikan aspirasinya ke wakil rakyat yang lebih tinggi, para mahasiswa dengan tertib membubarkan diri untuk kembali ke kampus masing-masing. (eko)