MAJALENGKA – Kapolres Majalengka, AKBP Edwin Affandi mengungkapkan, bahwa fenomena beberapa kejadian kekerasan antar pelajar di Kabupaten Majalengka dipicu oleh faktor labilnya pengendalian emosional, menyimpan dendam dan hal sepele.
“Oknum pelajar tersebut mengatasnamakan sekolah, hingga anak-anak sekolah yang lain pun mengikutinya untuk mencari tren kebanggaan sekolah dengan cara yang salah seperti itu,” Edwin Affandi, Rabu (21/12/2022).
Bahkan, mereka pun tidak takut ataupun tak tanggung-tanggung membawa senjata tajam. Dari peristiwa kekerasan yang pernah terjadi, sampai mengakibatkan jatuh korban terluka dan harus mendapatkan perawatan serius.
“Kami mengetuk dunia pendidikan untuk turut lebih responsif terhadap situasi dan polisi tidak bisa berdiam diri dan hanya bekerja sendiri,” ucapnya.
Maka, pihaknya pun berharap agar semua stakeholder turut berperan menyikapi hal tersebut. Terlebih, peran dunia pendidikan dan orang tua diminta untuk lebih memberikan pengawasan kepada anak didiknya, agar mereka lebih diberikan kepastian masa depan.
Mengenai beberapa kejadian tawuran maupun perkelahian dan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum pelajar itu, dikatakannya, tidak ada yang tercatat atau terlibat sebagai anggota geng motor.
“Tindakan saling menyerang dan berkelahi antar pelajar yang terjadi itu tidak mengatasnamakan geng motor. Ini perlu kita antisipasi. Oleh karena itu peran dunia pendidikan sangatlah penting untuk membina, membimbing dan mengarahkannya,” jelas Kapolres Majalengka. (hen)