MANGGARAI BARAT, fajarsatu.com – Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat-NTT, Dul Hamid mengajak para jamaah untuk berpuasa seperti puasanya ulat dan jangan seperti ular. Ajakan tersebut disampaikan Kepala KUA dalam kuliah tujuh menit (kultum) Ramadhan setelah shalat Isya di masjid Al Hamid Werang, Desa Golo Mbu, Sano Nggoang, Rabu, (29/3/2023) malam.
Dikatakannya, manusia diwajibkan Allah untuk berpuasa, tetapi sudah menjadi sunnatullah bahwa makhluk hidup lain juga melakukan puasa dalam melanjutkan kelangsungan hidupnya. Contohnya ular dan ulat, sebutnya.
Lebih lanjut Dul Hamid, ular dalam menjaga kelangsungan hidupnya harus berpuasa dengan menggantikan kulitnya secara berkala. Ular berpuasa selama 21 hari. Setelah puasanya tunai kulit ularpun berubah menjadi kulit yang baru. Namun demikian, wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama, makannya ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama, cara bergerak ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama juga, demikian juga tabiatnya sebelum dan sesudah puasa juga sama.
“Itu artinya ular berpuasa tidak mengalami perubahan dalam kehidupannya menuju pada perbaikan”, ujarnya.
Selanjutnya Dul Hamid menjelaskan, beda dengan puasanya seekor ulat. Ia melakukan berpuasa melalui pengasingan diri dalam kepompong. Setelah beberapa pekan ia berpuasa, maka keluarlah makhluk lain yang indah menakjubkan bernama kupu-kupu.
Lebih lanjut Dul Hamid memaparkan, setelah ulat melakukan puasa perubahan yang terjadi luar biasa, yaitu wajah ulat yang menjijikan berubah menjadi kupu-kupu yang indah menawan,namanya pun berubah asalnya ulat menjadi kupu-kupu, makanannya yang asalnya daun yang dapat merusak tanaman berubah menjadi nektar yang dapat membantu penyerbukan, cara bergeraknya pun berubah yang asalnya menjalar menjadi terbang di awang-awang.
“Oleh karena itu jadilah kita puasa seperti ulat yang asalnya penuh dengan dosa menjadi orang yang dapat memperbaiki diri dalam sikap dan tingkah laku keseharian”, pungkasnya. (dh)