Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Aku, Dia & Cinta”
BUKU adalah sahabat yang setia menemani kita kapan dan di mana pun. Ia tak meminta banyak dari kita. Ia hanya meminta agar kita membawanya bila pergi ke berbagai tempat, lalu menyempatkan diri untuk membacanya. Ketulusan dan kesediaan buku untuk menjadi sahabat kita mesti menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk giat membaca. Minimal sekian halaman per hari, atau ke depan bisa tuntas membaca satu buku per hari.
Buku tak terbang tinggi bila dipuji dan tak pernah tumbang bila dihina. Buku justru menjadi penolong dan kunci bagi siapapun bila hendak meninggikan kebaikan dan manfaat bagi kemanusiaan dan kehidupan. Kuncinya adalah kita akrab dengan buku, kita cinta membaca sekaligus menelisik makna dan pesan di dalamnya. Mencintai buku bukan saja membacanya, tapi juga memiliki atau membelinya..
Bila tradisi mencintai buku dengan cara membaca buku sudah menjadi rutinitas kita yang terjaga maka ada tradisi lain yang perlu kita jaga lagi yaitu menulis buku. Pada era ini dan ke depan menulis buku bisa dilakukan bersama dalam bingkai kolaborasi-literasi. Temanya pun bisa beragam sesuai dengan panggilan jiwa dan kenyamanan kita dalam berkarya. Apapun latar belakang kita, semangat kita sama yaitu terus memproduksi karya tulis yang bermanfaat.
Terima kasih banyak disampaikan kepada Pak Nuim Hidayat, Bu Herliani dan Kang Asep Juhana atas ketulusannya untuk menyumbangkan masing-masing satu tulisan pada audisi penulisan buku “Aku, Dia & Cinta” yang baru saja terbit. Begitu juga para penulis dari seluruh Indonesia lainnya yang telah menyedekahkan tulisannya untuk buku setebal 148 halaman ini, saya ucapkan terima kasih banyak. Semoga kita semua tak lelah dan berhenti berkolaborasi untuk buku baru di masa mendatang.
Terima kasih banyak juga disampaikan kepada Penerbit Zahir Publishing yang telah bekerjasama atau berkolaborasi dalam banyak hal terutama dalam proses penerbitan buku ini. Insyaa Allah ke depan kita akan terus bekerjasama dalam banyak hal, terutama untuk mencetak atau menerbitkan buku dalam beragam tema. Kerjasama selama ini cukup bermakna, bukan saja dalam melahirkan karya atau buku baru tapi juga dalam memajukan tradisi Literasi bangsa ini.
Saya semakin optimis bahwa kolaborasi berbagai kalangan untuk menghadirkan produk literasi termasuk buku bakal menjadi kunci kokoh dan majunya Indonesia. Kita cicil karya kita dari tulisan sederhana hingga jadi buku.
Kolaborasi-literasi mesti terus kita agendakan ke depan, apapun latar sosial dan profesi kita. Bahkan bila cinta dan karya buku sudah merasuk jiwa-jiwa kita atau bangsa kita maka ke depan buku menjadi rujukan atau inspirasi bagi seluruh umat manusia di dunia.
Bila kolaborasi semacam ini kita jaga maka ke depan bangsa ini akan memiliki aset bacaan yang memungkinkan generasi selanjutnya semakin bahkan lebih cerdas dari generasi terdahulu dan saat ini. Kita ingin dan rindu Indonesia naik kelas sehingga semakin Bernai sekaligus percaya diri di hadapan berbagai negara di dunia. Indonesia mesti memimpin perubahan dan majunya peradaban dunia. Salah satu kuncinya adalah tradisi sekaligus produk literasi. Mari berkolaborasi dan maju bersama! (*)