CIREBON, fajarsatu.com – Seperti tak kenal lelah anggota DPR RI ini, demi menurunkan angka stunting di Kabupaten Cirebon, dirinya terus sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting dari desa ke desa di wilayah Dapilnya, kali ini Desa Bode Lor, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Masyarakat juga sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut.
Dari pantauan media ini terlihat masyarakat yang didominasi ratusan kaum ibu-ibu dan bapak- bapak berdatangan ke gedung olaraga balai Desa Bode Lor untuk mengikuti sosialisasi KIE dan program Bangga Kencana yang dilakukan anggota DPR RI Kardaya Warnika DEA, Kamis (13/7/2023).
Kardaya Warnika DEA yang merupakan anggota Komisi IX DPR-RI Dapil Jabar VIII meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu datang bersama mitra seperti Martin Suanta Direktur bina kualitas pelayanan KB BKKBN Pusat, Herman Melani sebagai ketua tim kerja penguatan kemitraan BKKBN Jabar, dan Dewi Sudarni sekertaris DPPKBP3A Kabupaten Cirebon serta Kuwu Desa Bode Lor Rofi’i.
Anggota DPR RI dari Partai Gerindra itu menjelaskan, stunting merupakan persoalan nasional. Oleh karenanya, penanganannya tidak bisa hanya oleh masing-masing sektor, namun harus dilakukan secara bersama-sama semua pihak.
“Saya sebagai anggota DPR RI ingin bahwa di daerah pemilihan saya khususnya masyarakat Desa Wiyong agar selalu sehat, sakinah mawaddah warohmah Samawa, maka dari itu saya bersama yang menangani bidang masalah stunting agar bisa menjelaskan kepada masyarakat bagaimana cara penanganan dan pencegahannya,” ujarnya.
Dikatakannya, stunting adalah kekurangan gizi pada bayi 1000 hari pertama kehidupannya, sehingga menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
“Karena mengalami kekurangan gizi menahun bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar balita seumurnya, namun tidak semuanya yang bertubuh pendek itu stunting,” katanya.
“Jika anak mengalami stunting, tentu saja tidak hanya berdampak pada fisk namun bisa berpengaruh pula terhadap kecerdasan anak tersebut ada tiga hal yang dipersiapkan dalam penanganan stunting ini,” sambungnya.
Pertama program siap nikah dan siap hamil Calon pengantin harus dipersiapkan, jangan sampai kurang gizi, amenia dan lainnya yang nanti ketika menikah dan hamil memungkinkan punya anak stunting karena dari ibu yang kurang gizi atau secara fisik kurang sehat.
Kemudian 1000 hari pertama kehidupan, anak harus betul-betul diperhatikan asupan gizinya makanan bergizi tidak harus yang mahal namun bisa memanfaatkan yang ada di sekitar.
“Dan yang terakhir pascapersalinan ibu-ibu direkomendasikan untuk bisa ber-KB agar perhatian termasuk pengasuhan atas anak yang telah dilahirkan lebih fokus sehingga anak akan tumbuh dengan baik dan terhindar dari stunting,” pungkasnya. (de)