CIREBON, fajarsatu.com – Tahlilan 40 hari meninggalnya Dadang Sukandar Kasidin digelar keluaraga besar almarhum di kediamanannya, Jalan Natuna Kota Cirebon, Rabu (13/9/2023) malam.
Acara yang diikuti ratusan masyarakat ini dihadiri tokoh masyarakat, pejabat Pemkot Cirebon, ormas dan LSM serta masyarakat umum.
Usai tahlilan, Ketua LSM Gapura Kota Cirebon, Ajie Priatna mengatakan hingga saat ini masyarakat Cirebon masih berduka kehilangan salah satu tokoh dalam dunia pendidikan yakni Dadang Sukandar Kasidin yang merupakan Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ) Cirebon yang meninggal dunia karena sakit pada hari Sabtu (5/8/2023) lalu di RS Permata Cirebon dan dikebumikan di Komplek Pemakaman Gunung Jati Cirebon.
“Kami semua keluarga dan masyarakat Cirebon masih bersedih dan berduka atas kepergian Alm Pak Dadang,” ujar Ajie.
Ia berharap apa yang telah dibangun oleh almarhum dalam dunia pendidikan baik di UGJ dan lainnya kedepannya bisa diteruskan dengan lebih baik lagi.
Ajie menambahkan, kiprah almarhum Abah Dadang di dunia pendidikan berwujud nyata, yakni pesatnya kemajuan Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon baik dari segi pembangunan insfrastruktur, prestasi akademik maupun pendapatan kampus.
“Abah Dadang berhasil mewujudkan pembangunan gedung-gedung baru yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Selama menjabat Ketua YPSGJ Abah Dadang begitu royal,” katanya.
Lanjut Ajie, infrastruktut UGJ yang dibangun Abah Dadang antara lain Aduitorium Kampus 1, Ruang Kuliah Fakultas Ekonomi dan FISIP, Perpustakaan 5 Pantai, Dua Gedung Baru Fakultas Kedokteran, kemudian peresmian Kab dan Klinik Cakrabuana.
Secara prestasi akademik, UGJ Cirebon menempati urutan pertama perguruan tinggi swasta (PTS) terbaik di wilayah Ciayumajakuning. Selain itu, menempati urutan ke-4 PTS terbaik di Jawa Barat dan menempati urutan ke-25 PTS terbaik di Indonesia.
“Di level program studi, UGJ juga telah mencatatkan 50 persen prodi terakreditasi A. Pencapaian itu merupakan yang paling progresif dalam sejarah UGJ,” ungkap Ajie.
Melihat presasi selama menjadi Ketua YPSGJ, kepergian Abah Dadang tak hanya menyisakan kesedihan, juga kebanggaan atas pencapaian UGJ yang luar biasa.
Bahkan, tambahnya, Walikota Cirebon pun merasa kehilangan sosok Abah Dadang yang sudah mengaggap Abah Dadang seperti orangtuanya sendiri.
“Walikota Azis kerap meminta pertimbangan dari Abah Dadang dalam pengambilan keputusan sebagai kepala daerah. Di lain pihak, Abah Dadang juga tak segan menasehati Azis saat kebijakannya sebagai kepala daerah dinilai kurang tepat,” ungkapnya.
Melihat kiprahnya di dunia pendidikandi Kota Cirebin, Ajie berharap kepada Pemkot Cirebon memberikan penghargaan khusus kepada Abah Dadang.
“Cita-cita beliau luar biasa ingin menjadikan Kota Cirebon ini sebagai kota pendidikan, maka sudah selayaknya Pemkot Cirebon memberikan penghagaan, apa bentuknya saya serahkan kepada Pemkot Cirebon,” kata Ajie.
Selain pihak pemeritah, Ajie juga berharap kepada pihak YPSGJ juga memberikan penghargaan kepada kelurga Abah Dadang, seperti keterlibatan keluarga dalam yayasan.
“Misalnya salah seorang anak Abah Dadang dilibatkan dalam pengurus YPSGJ sebagai apa saja yang penting ada penghargaan yang layak,” tutup Ajie. (irgun)