CIREBON, fajarsatu.com – Merebaknya kasus cacar monyet diberbagai daerah membuat khawatir masyarakat. Di Cirebon seorang warga terkonfirmasi positif cacar monyet (Monkeypox/Mpox) dan menjalani isolasi di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
Direktur RSUD Gunung Jati, dr. Katibi, MKM melaui staf Humas RSUD Gunung Jati, Firman Ferdian mengatakan, pasien cacar monyet tersebut sudah pulang ke rumah dan kini dalam pantauan tim medis untuk melihat perkembangan kesehatannya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty, MM di ruang kerjanya, Selasa (14/11/2023).
Ia menambahkan, pihaknya sudah membentuk tim medis untuk memantau perkembangan kesehatan pasien cacar monyet dengan melakukan kunjungan dan memeriksa pasien tersebut dan konsidinya saat ini terus membaik.
“Hingga saat ini pasien cacar monyet di Kota Cirebon belum bertambah. Kasus Monkeypox yang kemarin itu terkonfirmasi positif, ada kontak dengan yang sakit namun yang kontak ini sudah kami periksa dan sudah dikirimkan ke Jakarta. Hasilnya sudah keluar alhamdulillah negatif,” katanya di ruang kerjanya.
Maria menambahkan, Dinkes telah menemukan beberapa suspect yang tanda-tandanya sangat khas berdasarkan konfirmasi salah satu rumah sakit swasta di Kota Cirebon. Setelah diselusurai ternyata orang tersebut warga Kabupaten Cirebon.
“Kemudia ada lagi kasus kemarin sore kami dilapori namun setelah dicek lagi-lagi buka warga Kota Cirebon,” katanya.
Dikatakan Maria, dalam pelayanan kesehatan pihaknya tidak memandang warga dari mana asalnya, namun terkait dengan surveilans penyakit itu suatu kewajiban harus dikembalikan pada konsep kewilayahan, karena surveilans penyakit ini akan erat kaitannya dengan kontak-kontak setempat dan perhatian dinkes dan puskesmas setempat yang secara berkala memantau.
Untuk mengstisipasi menekan penyebaran cacar monyet di Kota Cirebon, Maria mengatakan, sejalan dengan tema Hari Kesehatan Nasional ke-59, yakni Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju pada pilar pertama yaitu pelayanan kesehatan dasar.
“Kami dalam hal ini berupaya bagaimana mmberikan suatu pencegahan, promosi dan preventif. Kami juga menyebarkan informasi edukasi melaui media sosial tentang penularan dan pencegahannya.
Dijelaskannya, penularan cacar monyet ini berbeda dengan cacar seperti biasa. Yang pertama penyebabnya penularan penyakit cacar monyet ini melalui sentuhan dengan orang maupun hewan yang terkena cacar monyet.
Penularan juga bisa melalui udara saat berbicara tatap muka dan berhubungan seks dengan orang yang terkena cacar monyet.
“Yang paling tinggi penularannya adalah perilaku seks dan utamanya penyebaran yang tinggi di kalangan Laki Suka Laki (LSL), heteroseksual, biseksual, perempuan hamil janin akan tertular melalui plasenta, batuk sehingga bagi yang batuk disarankan menggunakan masker,” papar Maria.
Ia menyarankan, salah satu bentuk pencegahan setipa pulang ke rumah selalu cuci tanga menggunakan sabun, memakai masker, pola hidup termasuk melakukan hubungan seks yang sehat. (irgun/yus)