Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Anies Baswedan; Pemimpin Ideal untuk Indonesia”
PEMILIHAN Umum (Pemilu) Serentak Nasional Indonesia berlangsung tak lama lagi, tepatnya pada 14 Februari 2024. Pemilu kali ini dilangsungkan untuk memilih pasangan presiden dan wakil presiden atau pilpres, pemilihan anggota legislatif atau pileg untuk DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pemilu kali ini tergolong terbesar dalam perjalanan sejarah politik Indonesia. Selain serentak, pemilu kali ini juga memiliki jumlah pemilih yang cukup besar, sekitar 204,8 juta pemilih.
Dalam konteks pileg di tingkat lokal Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT, salah satu tokoh sekaligus aktivis muda yang maju sebagai calon legislatif (caleg) adalah Muhamad Salahudin. Putra kelahiran dan asli Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang ini merupakan caleg daerah pemilihan (dapil) 1 yang mencakup Sano Nggoang, Komodo, Mbeliling dan Boleng. Nana Din, demikian panggilan akrabnya, merupakan caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Lima Alasan Memilih Nana Din
Ada lima alasan mengapa kita perlu mendukung dan memilih Nana Din (Muhamad Salahudin) pada pileg 14 Februari 2024 nanti. Pertama, Muda. Nana Din merupakan tokoh sekaligus aktivis yang sangat muda. Bila dibandingkan dengan caleg lain, baik di internal PAN maupun selain PAN, maka Nana Din masih sangat muda. Ia kelahiran Cereng 9 Juli 1988 silam. Kini baru berusia 35 tahun. Sekali lagi, ia masih sangat muda sekaligus bermental muda. Sehingga ia bisa dipastikan bakal mendapat dukungan dari kalangan muda dan pro kaum muda di Mabar.
Kedua, Intelektual. Sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, Nana Din menjadi sosok yang rajin belajar, aktif di forum diskusi dan menggerakkan berbagai forum intelektual. Ia sosok yang terbiasa membaca dan mendalami buku beragam tema, bahkan mengelaborasinya menjadi gagasan yang sistematis. Dengan demikian, ia pun begitu mudah dalam menelisik dan mendalami berbagai isu masyarakat, sehingga bergerak atau bertindak cepat dalam menemukan solusi berbagai permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Ketiga, Organisatoris. Nana Din adalah sosok yang aktif sekaligus pembelajar sejati. Baginya berorganisasi adalah medium sekaligus momentum untuk belajar. Baik dalam hal penguatan pengetahuan dan perluasan wawasan maupun dalam hal jaringan dan kepemimpinan. Sangat wajar bila saat menempuh pendidikan tinggi di Mataram dan Jakarta ia sudah dipercaya untuk memimpin organisasi mahasiswa dan kepemudaan. Di samping berbagai forum diskusi yang ia gagas di beberapa momentumnya.
Keempat, Komunikator. Nana Din adalah sosok komunikator yang apik dan handal. Cara bicaranya yang santai membuat siapapun tertarik untuk mendengar dan berbincang dengannya. Dari keluarga besar kami di Cereng, ia adalah sosok yang irit dan lembut dalam berbicara. Hal ini menjadi kekuatan dan modal yang membuatnya mudah mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan. Sehingga sangat wajar pula saat menjadi pengurus pusat sebuah organisasi mahasiswa di Jakarta ia didaulat menjadi penggawa bidang kehumasan, yang membuatnya berkenalan dengan tokoh nasional beragam latar belakang.
Kelima, Peduli. Nana Din adalah sosok muda yang peduli isu dan kebutuhan masyarakat di Mabar. Hal ini menjadi relevan karena ia memang bukan saja muda secara usia tapi juga bermental muda: responsif, empati dan peduli hingga aksi nyata. Berbagai elemen muda di Mabar telah merasakan dampak kepeduliannya. Ia membantu melakukan penguatan sektor UMKM kalangan muda, di samping membuka akses pendidikan lanjutan bagi generasi muda ke berbagai lembaga pendidikan di luar kota, terutama ke perguruan tinggi. Sehingga kepeduliannya bukan saja pada tataran teori, tapi sudah menjadi kenyataan.
Majunya Nana Din pada pileg kali ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Mata Wae, Nggoang, Kempo dan Komodo, juga Boleng bahkan terutama lagi kampung Cereng. Bagaimana pun, selama ini belum ada tokoh dari Cereng yang maju sebagai caleg. Kehadiran Nana Din di pileg kali ini pun bagai air yang menghilangkan dahaga politik selama ini. Selama ini, generasi Cereng banyak berkarir sebagai guru di sekolah, dosen di perguruan tinggi, petani sawah dan sebagainya. Dengan begitu, maju hingga menangnya sosok yang masih aktif sebagai Tenaga Ahli (TA) Anggota DPR RI Ahmad Johan pada pileg 14 Februari 2024 ini merupakan keniscayaan dan perjuangan bersejarah. (*)