CIREBON, fajarsatu.com – Dalam perayaan ulang tahun ke-66 Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Giri Nata Kota Cirebon, fokus utama jatuh pada penanganan masalah kebocoran yang telah lama menjadi sorotan. Dengan perjalanan panjang selama 60 tahun, PDAM Cirebon telah mengalami transformasi dan menjalankan tugas fungsinya dalam menyediakan air minum bagi masyarakat.
Penjabat (Pj) Wali Kota H. Agus Mulyadi menegaskan urgensi penurunan tingkat kebocoran air sebagai bagian dari prioritas.
“Tingkat kebocoran saat ini mencapai 35 persen dan kita harus menurunkannya menjadi 32 persen dalam waktu 5 tahun untuk mencapai angka batas toleransi maksimal yang ditetapkan sebesar 20 persen,” ujarnya. Usai acara HUT PDAM ke 66 di Kantor PDAM Jalan Tuparev kepada sejumlah awak media. Minggu (25/2/2024).
Penurunan kebocoran ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan PDAM dan kesejahteraan masyarakat.
Dirut PDAM Tirta Giri Nata, Sopyan Satari, mengatakan bahwa target penurunan kebocoran menjadi 32 persen, namun Walikota berharap agar penurunan mencapai 5 persen/tahun.
“Kami berharap dapat mendekati angka ideal kebocoran dalam waktu tiga tahun ke depan,” katanya.
PDAM juga terus berinovasi dan menjalin kerjasama dengan pemerintah Korea dan Australia dalam upaya penanganan masalah ini.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan berbagai pihak terkait, diharapkan penurunan kebocoran air menjadi prestasi yang dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat. (yus)