Senin, 18 Agustus 2025
  • Login
fajarsatu.com
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
fajarsatu.com
No Result
View All Result

Selamat Datang di Bandara KH. Abdul Halim Majalengka!

Admin
05/03/2024 14:16
in Opini
0
Selamat Datang di Bandara KH. Abdul Halim Majalengka!
Share on FacebookShare on Twitter

Work online and earn real money

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku dan Pemerhati Isu-isu Publik

BILA kita membaca berbagai alasan penamaan bandara di beberapa kota di Indonesia, maka umumnya kita dapatkan kenyataan bahwa bandara tersebut diberi nama dengan nama tokoh penting di kota tersebut. Misalnya, bandara Iskandar Muda di Aceh, Cut Nyadin di Aceh, Hamzah al-Fansuri di Aceh, Sutan Syahrir di Padang Sumtra Barat, Abdul Haris Nasution di Sumatra Utara, Hang Nadim di Riau, Sultan Syarif Kasim II di Riau, dan Raja Haji Fisabilillah di Kepulaun Riau.

Selain itu, ada juga bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Hananjoedin di Bangka Belitung, Taha Saifudin di Jambi, Mahmud Badarudin II di Palembang, Halim Perdana Kusuma di Jakarta, Soekarno-Hatta di Tangerang Banten, Husein Sastranegara di Bandung, Cakrabuana di Cirebon, Abdurahman Saleh di Malang, Zainudin Abdul Majid di Lombok Tengah NTB, Sultan Aji Muhamad Sulaiman di Balikpapan, Sultan Hasanudin di Makasar, dan masih banyak lagi.

Penamaan bandara dengan tokoh penting asal kota tertentu merupakan hal yang umum dilakukan di Indonesia sejak lama hingga kini. Dalam konteks Jawa Barat, belakangan ini publik mendapatkan kabar perihal penamaan untuk bandara Kertajati Jawa Barat yang berlokasi di Kabupaten Majalengka. Pada dasarnya Jawa Barat tidak kehabisan tokoh penting yang namanya dapat dijadikan sebagai nama bandara, termasuk untuk bandara yang berada di Majalengka. Salah satu tokoh sekaligus pahlawan nasional asal Majalengka adalah KH. Abdul Halim.

KH. Abdul Halim merupakan seorang tokoh kemerdekaan sekaligus ulama dari Kabupaten Majalengka yang lahir di Ciborelang pada 26 Juni 1887 dan wafat pada 7 Mei 1962. Ketokohannya tidak diragukan lagi, bahkan diakui oleh berbagai kalangan, dalam dan luar negeri. Beliau merupakan salah satu dari tiga pendiri salah satu organisasi berbasis masa Islam yang cukup tua di Indonesia yaitu Persatuan Ummat Islam (PUI) yaitu KH. Ahmad Sanusi dan Mr. Syamsuddin, keduanya berasal dari Sukabumi.

Bacajuga

Peringati HBP ke-60, UPT Pemasyarakatan se-Ciayumajakuning Tabur Bunga di TMP Sawala

Baznas Majalengka Serahkan Bantuan Rutilahu

Besaran Zakat Fitrah 2024 di Majalengka Naik Jadi 2,7 Kg Beras Sebelumnya 2,5 Kg

PUI sendiri didirikan pada 21 Desember 1917 M bertepatan dengan tanggal 6 Rabiul Awal 1336 H. Sebagaimana yang diberitakan di berbagai media bahwa dalam Sidang Majelis Syuro PUI pada tahun 2019 lalu, tanggal tersebut disepakati sekaligus ditetapkan sebagai hari lahir PUI dan kemudian dicantumkan dalam Anggaran Dasar PUI Pasal 1 Ayat 2 yang disahkan pada tanggal 28 Desember 2019 M/ 1 Jumadil ula 1441 H.

Selain itu, bila membaca rekam jejak KH. Abdul Halim, maka paling tidak ada beberapa hal yang bisa disematkan pada beliau. Pertama, pencetus pendidikan dan kemajuan di Jawa Barat. KH. Abdul Halim merupakan salah satu tokoh pencetus pendidikan dan kemajuan keagamaan Islam terutama di Jawa Barat. Hal ini diwujudkan, salah satunya, dengan mendirikan Santi Asromo pada 1932 di Majalengka-Jawa Barat. Beliau pun dikenal sebagai sosok yang mengorbankan segala pemikiran dan perjuangannya untuk kepentingan ummat dan bangsa. Sehingga dikenal oleh berbagai kalangan sebagai sosok yang cerdas, pejuang dan gigih dalam mendirikan republik ini.

Kedua, penjaga persatuan umat. KH. Abdul Halim juga adalah sosok yang menjaga hubungan dan keakraban dengan para pemimpin organisasi berbasis masa Islam lainnya. Beliau selalu menerapkan prinsip toleransi sebagai kebaruan di ranah keagamaan. Hal itulah yang menjadi dasar beliau bergaul bersama beberapa beberapa tokoh dari latar belakang prinsip yang berbeda, seperti KH. Mas Mansur (kelak menjadi Ketua Umum Muhammadiyah) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama). Kedekatannya itulah yang menjadi titik pertemuan antara tradisi islam tradisional dengan Islam modern yang beliau bangun melalui diversity (keberagaman).

Ketiga, pendiri bangsa dan negara Indonesia. Selain menjadi tokoh sekaligus pejuang pendidikan serta pemimpin ummat, beliau juga menjadi tokoh penting dalam mendirikan negara Indonesia. Seluruh pemikiran dan gagasannya disumbangkan untuk bangsa yang kelak bernama negara Indonesia. Selain menekuni aktivitasnya membina organisasi PUI, beliau juga aktif berperan dalam berbagai kegiatan politik menentang pemerintahan kolonial. Pada tahun 1912 beliau menjadi pimpinan Sarekat Islam cabang Majalengka. Pada tahun 1928 beliau diangkat menjadi pengurus Majelis Ulama yang didirikan Sarekat Islam bersama-sama dengan KH. M. Anwaruddin dari Rembang dan KH. Abdullah Siradj dari Yogyakarta.

Beliau juga menjadi anggota pengurus MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia) yang didirikan pada tahun 1937 di Surabaya. Pada tahun 1943, setelah MIAI diganti dengan Masyumi (Majlis Syuro Muslimin Indonesia), beliau menjadi salah seorang pengurusnya. Beliau juga termasuk salah seorang anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokurotzu Zyunbi Tyoosakai) pada tahun 1945, anggota Komite Nasional indonesia Pusat (KNIP), dan anggota Konstituante pada tahun 1955.

Benang merah dari seluruh perjuangan dan rekam jejak KH. Abdul Halim adalah pembelaan ummat dan pembelaan bangsa dari berbagai penjajahan apapun bentuknya. Sehingga beliau bukan saja sosok yang sukses menginisiasi pendirian PUI, tapi juga memastikan PUI berkontribusi besar bagi kemajuan ummat dan bangsa Indonesia. Di samping itu, beliau juga termasuk tokoh pendiri untuk pembentukan negara kesatuan republik Indonesia melalui keterlibatannya di BPUPKI. Sehingga beliau bukan sekadar tokoh PUI tapi sejatinya tokoh penting Indonesia.

Singkatnya, KH. Abdul Halim merupakan sosok tokoh pergerakan nasional, tokoh organisasi Islam, dan ulama yang terkenal toleran dalam menghadapi perbedaan pendapat antar ulama tradisional dan pembaharu (modernis). Beliau adalah sosok “titik temu” dari variasi atau keragaman pemikiran tokoh ummat. Beliau adalah sosok tokoh yang bukan saja cerdas sebagai pemimpin umat tapi juga matang sebagai pemimpin bangsa. Sehingga beliau layak disematkan pula sebagai ulama negarawan.

Bedasarkan perjuangan dan kontribusinya bagi bangsa dan negara ini, pada 2008 lalu beliau mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Hal tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono (SBY), Nomor: 041/TK/Tahun 2008 tanggal 6 November 2008. Sebuah anugerah yang bukan saja layak tapi juga seharusnya beliau peroleh.

Memperhatikan fakta penamaan bandara di berbagai kota di seluruh Indonesia sekaligus perjuangan, kontribusi dan rekam jejak KH. Abdul Halim bagi umat dan bangsa Indonesia, termasuk bagi perkembangan dan kemajuan Majalengka dan Jawa Barat, maka sangatlah wajar bila nama KH. Abdul Halim dijadikan nama bandara yang berada di Majalengka, Jawa Barat. Masyarakat dan berbagai elemen di Jawa Barat sangat berharap pemerintah dan pihak terkait untuk menjadikan nama seorang tokoh penting asli Majalengka ini sebagai nama bandara di Majalengka.

Hal tersebut dilakukan bukan saja sebagai pengingat bagi masyarakat luas akan sosok tokoh sekaligus pahlawan nasional asal Majalengka ini, tapi juga sebagai panggung inspirasi bagi seluruh anak bangsa untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia sebagaimana yang sudah dilakoni para pendahulu. Sungguh, KH. Abdul Halim adalah ulama teladan sekaligus negarawan sejati. Sehingga suatu saat kita percaya diri dan bangga mengucapkan ini: Selamat datang di Bandara KH. Abdul Halim Majalengka! (*)

Tags: Bandara KH. Abdul HalimKabupaten MajalengkaSelamat Datang

Related Post

PR Besar KDM-Erwan
Opini

Perubahan APBD, Demi Kesejehtaraan Masyarakat

Admin
15/08/2025 09:05
Refleksi Akhir Tahun 2024: Gubernur Baru = Target Baru
Opini

Jabar Peduli Lingkungan?

Admin
13/08/2025 21:10
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Langkah Konkret Menghadapi Negara Darurat Korupsi

Admin
17/07/2025 13:49
Aksi Turun Tangan: KDM, Barak TNI dan Kita
Opini

Prestasi Nasional Ponpes Nurul Hakim Lombok dan Indonesia Emas 2045

Admin
12/07/2025 12:35
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 14:21
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Optimisme Mamiq Iqbal: Dari NTB Makmur untuk Indonesia Mendunia

Admin
10/07/2025 14:14
Konsekwensi Ekspetasi Penilaian Kinerja ASN
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 08:01
Jangan Hakimi Pondok Pesantren!
Opini

Urgensi Menulis Buku Biografi

Admin
09/07/2025 13:10

Populer

  • Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KAI Daop 3 Cirebon Konsisten Tingkatkan Keselamatan Perjalanan KA Lewat Cek Lintas Jalan Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut HUT RI, KAI Daop 3 Cirebon Hadirkan Promo Merdeka, Diskon Tiket Kereta 20%

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LikE IT – Mengajak Peserta Ptamuka untuk Mandiri Secara Finansial – Menuju Indonesia Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • OJK Dorong Perempuan UMKM Pemggetak Duta Literasi Keuanhan Training of Trainers (ToT) OJK Peduli bagi Anggota IWAPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Content is protected !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website