CIREBON, fajarsatu.- Kota Cirebon merupakan daerah yang tengah mekar. Kota Cirebon menjadi sentra perekonomian di wilayah Ciayumajakuning namun dengan berbagai masalah yang mengikutinya.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Cirebon, H. Nashrudin Azis usai menerima kunjungan istri gubernur yang juga ketua tim penggerak PKK Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, Senin (16/12/2019).
“Kota Cirebon itu kota yang sedang mekar. Ibarat gadis yang tengah menuju dewasa, banyak yang melirik namun banyak pula permasalahan yang ditimbulkannya,” ungkap Azis.
Dijelaskan Azis, sebagai Kota Cirebon sebagai sentra ekonomi di wilayah Ciayumajakining memiliki dinamika yang sangat menarik. “Hampir sama dengan Jakarta,” ungkap Azis.
Jika siang hari, penduduknya mencapai 2 juta orang namun di malam hari penduduknya hanya sekitar 340 ribuan saja. “Ini yang sebenarnya penduduk asli Kota Cirebon,” ungkap Azis.
Sedangkan yang lainnya merupakan pendatang yang bekerja di berbagai sektor ekonomi dan industri yang ada di Kota Cirebon.
Dengan dinamika yang sangat dinamis tersebut, Kota Cirebon memiliki berbagai permasalahan tersendiri. Permasalahan ini yang harus segera diselesaikan. “salah satunya ya permasalahan sampah,” ungkap Azis.
Jika permasalahan sampah tidak segera diatasi, maka bisa mengganggu tekad Kota Cirebon sebagai kota pariwisata seperti yang digaungkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Karena itu, Azis meminta petunjuk kepada Pemprov Jabar untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di Kota Cirebon.
Sementara itu Ketua tim penggerak PKK Jawa Barat, Atalia Praratya, mengaku sangat senang berada di Kota Cirebon. “Kotanya nyaman, budayanya juga terjaga dengan baik,” ungkap Atalia.
Bahkan saat berkunjung ke SMA Negeri 3 Kota Cirebon Atalia mengaku sangat bangga karena sekolah tersebut melestarikan budaya-budaya Nusantara.
“Saya harap bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya untuk mendorong Jabar Masagi,” ungkap Atalia.
Saat berada di sekolah, Atalia juga berpesan kepada remaja untuk menghindari seks bebas, pernikahan dini dan napza. “Jika ingin hidup mereka berhasil, meraih cita-cita yang diinginkan, jauhkan tiga hal tersebut,” ungkap Atalia.
Sementara saat berkunjung ke Pasar Kanoman, Atalia mengaku juga sangat senang, karena pedagang di pasar tersebut terlihat bahagia. (FS-7)