Oleh: Wahyu Tjiptaningsih
Calon Bupati Cirebon Periode 2024-2029
SALAH satu tujuan penciptaan manusia adalah menghamba kepada Allah semata. Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah dalam al-Quran surat al-Dzariyat ayat 56, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Adapun peranan utamanya adalah menjadi pemimpin dan memakmurkan bumi. Hal ini seperti yang Allah firmankan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 30, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Lalu “Tidaklah saya (Allah) mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya’: 107)
Ini adalah amanah berat yang dipikul manusia dalam rentang kehidupannya di dunia. Dalam perjalanannya tak sedikit manusia yang terpeleset dari jalur yang semestinya. Sebagai pemimpin, misalnya, tak sedikit yang tersangkut kasus hukum yang membuat masyarakat yang dipimpinnya merasa dikesampingkan. Bahkan kepercayaan masyarakat padanya tergerus sedikit demi sedikit.
Dalam momentum ini, saya layak menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, kasus hukum yang menimpa suami saya yang tersandung kasus hukum. Bagi saya, manusia adalah makhluk biasa yang tak luput dari dosa dan salah. Tapi sebaik-baik manusia adalah yang mau bertaubat kepada Allah dan memohon maaf atas apa yang menimpanya.
Atas dasar itu, selain memohon ampun kepada Allah, sebagai istri saya perlu menyampaikan permohona maaf atas apa yang menimpa suami saya. Saya sangat percaya, Allah bakal menerima taubat ini dan masyarakat Cirebon mau menerima dengan ikhlas dan lapang dada atas permohonan maaf ini. Mohon doa terbaik dari semuanya agar ke depan lebih baik.
Hal ini saya lakukan sebagai tanggung moral dan wujud kesungguhan bahwa ke depan harus ada perbaikan dan mesti lebih baik dari saat ini. Karena pemimpin mesti teladan yang mesti memberi contoh yang baik bagi masyarakatnya. Bila pun bersalah atau melakukan kekeliruan saat menjalankan tugas, maka dia harus berani meminta maaf dan berjanji tak mengulanginya lagi.
Pada kesempatan yang sama, saya mesti optimis adanya pembenahan diri dan perbaikan menuju yang lebih baik. Karena kita ingin Cirebon ke depan lebih maju dan lebih baik dari saat ini dengan pemimpin sekaligus kepemimpinan yang bersih alias anti korupsi, amanah menjalankan mandat dan professional melayani masyarakat.
Kedua, belum bisa maksimal dalam menjalankan amanah masyarakat saat menjabat sebagai wakil bupati Cirebon 2019-2024. Bagaimana pun, dalam sistem politik di negara kita, termasuk yang berlaku di berbagai daerah seperti kabupaten Cirebon, posisi wakil bupati kerap diposisikan hanya sebagai ban serep. Saya sendiri merasakan saat menjadi wakil bupati dari bupati Imron Rosyadi periode 2019-2024. Sehingga saya tidak bisa menjalankan apa yang seharusnya dijalankan. Dominasi bupati sangat terasa, sehingga roda pemerintahan terasa sangat tidak efektif.
Atas dasar itu, saya mohon maaf kepada masyarakat Cirebon. Saya harus menyampaikan ini apa adanya dalam rangka pencerdasan masyarakat bahwa masih ada ruang tertentu yang perlu kita benahi dalam pemerintahan ke depan. Mereka yang berwenang membentuk Undang-Undang harus memastikan bahwa bupati dan wakil bupati adalah dwi tunggal, bukan paket formalitas yang hanya terlihat “wah” saat kampanye.
Ketiga, mohon doa restu dan dukungan kepada masyarakat Cirebon. Pada 27 November 2024 kita akan melaksanakan Pilkada, termasuk di kabupaten Cirebon. Saya dan Pak H. Solihin menjadi salah satu paket pasangan yang maju pada pilkada kali ini. Kami mendapat nomor urut tiga (3) dan diusung oleh Partai Gerindra, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya memohon doa dan dukungan masyarakat Cirebon agar ikhtiar ini mendapat bimbingan Allah dan mampu meraih kemenangan hingga dilantik.
Bila masyarakat Cirebon mendukung dan memberi amanah kepada saya dan Pak Solihin, maka saya berjanji untuk jauh dari pelanggaran hukum dan memastikan wakil bupati mendapat peran yang signifikan dalam menjalankan roda pemerintahan. Bagaimana pun, wakil bupati adalah pasangan sepaket dengan bupati. Tanpa calon wakil bupati, sang calon bupati belum tentu terpilih menjadi bupati. Bupati dan wakil bupati adalah pasangan dwi tunggal dalam menjalankan amanah masyarakat.
Akhir kata, sungguh indah firman Allah berikut ini, “Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.” (QS. At-Tahrim : 8). Dalam sebuah haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda, “Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah). Semoga apa yang kita upayakan benar-benar ditunaikan dengan ikhlas karena Allah sekaligus sebagai wujud nyata penghambaan kepada-Nya juga menjalankan peran mulia yang Allah gariskan untuk kita! (*)