MAJALENGKA, fajarsatu.com-Pemerintah Kabupaten Majalengka pada semua tingkatan tampaknya masih harus bekerja keras dan kerja cerdas untuk mengatasi masalah stunting yang dialami anak-anak di wilayahnya. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat masih tingginya angka anak-anak yang mengalami stunting dan berdasarkan hasil pendataan instansi terkait sampai bulan Agustus 2024 masih terdapat 3257 anak mengalami stunting.
Berbagai upaya untuk mengatasi masalah stunting terus dilakukan pemerintah Kabupaten Majalengka dengan melibatkan berbagai komponen, baik lembaga pemerintahan, aparat penegak hukum, lembaga pendidikan tinggi, ormas keagamaan dan berbagai organisasi profesi. Hal itu seperti dengan digelarnya workshop bertajuk “Rembug Stunting Pemda Majalengka” yang digelar di Hotel Fitra Kabupaten Majalengka, Kamis (31/10/2024)
Dalam kegiatan tersebut hadir berbagai unsur pemerintahan dari tingkat Kabupaten Majalengka sampai tingkat desa serta perwakilan perguruan tinggi, ormas keagamaan dan berbagai organisasi profesi. Dari pihak Pemda Majalengka tampak hadir Asisten Bidang Pemerintahan, Wawan Sarwanto, SH.MH mewakili Pj.Bupati Majalengka.
Dalam sambutannya, Asisten Bidang Pemerintahan Pemda Kabupaten Majalengka, Wawan Sarwanto, SH, MH mengatakan bahwa sampai saat ini angka stunting di Majalengka masih sangat tinggi dan berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dinas instansi terkait sampai bulan Agustus 2024 masih terdapat 3257 anak mengalami stunting. Karena stunting itu ada di desa maka bagaimana caranya pemerintah mendorong agar masyarakat memahami pentingnya mencegah stunting.
“Pemerintah harus berusaha membantu masyarakat dengan kegiatan-kegiatan yang terstruktur dan terprogram mengenai 7 persen menjadi 24 persen. Yang terpenting saat ini kita jangan berdebat dengan angka-angka karena nanti juga dengan sendirinya akan ketemu. Yang penting saat ini bagaimana kita bergerak melalui kegiatan nyata agarasyarakat tidak ada lagi yang mengalami stunting,” jelas Wawan.
Penyebab terjadinya stunting kata Wawan, antara lain yakni kurangnya akses makanan bergizi, kebersihan lingkungan yang buruk, pola asuh dan asupan anak yang tidak baik.
Bagaimana cara mencegah dan menangani stunting antara lain penuhi gazi sejak hamil, terus pantau pertumbuhan dan perkembangan anak, menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik, asupan gizi yang baik dan seimbang.
Ditegaskannya, seluruh stakeholder pemerintahan di semua tingkatan, lembaga pendidikan dan organisasi harus dilibatkan untuk menangani masalah stunting dengan langkah-langkah yang konkret menyentuh langsung masyarakat yang anaknya mengalami stunting. Dan untuk mengantisipasi kemungkinan bertambahnya angka stunting, maka harus dilakukan pemetaan dan program yang jelas bagi ibu-ibu hamil dan wanita yang masih usia subur.
Lanjut Wawan, rembug stunting diharapkan dapat melahirkan program konkret untuk mengatasi masalah stunting di Majalengka dan mengantisipasi bertambahnya angka stunting bagi bayi yang baru lahir. Pemerintah tentu saja terus berupaya untuk mengatasi masalah stunting tersebut melalui program nyata dan termasuk dukungan dana yang saat ini sudah diajukan ke dewan untuk tahun anggaran 2025. (eko)