CIREBON, fajarsatu.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hilmy Rivai memberikan apresiasi kepada OREO merek andalan Mondelez Indonesia, yang telah memberikan bantuan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) kepada 1.450 pengrajin dan pengusaha batik di Cirebon sebesar Rp1 miliar.
Program ini dilakukan melalui bantuan dana CSR untuk pengrajin dan pengusaha batik di delapan desa yang tersebar di Kabupaten Cirebon. Tujuannya untuk memperkuat industri batik dengan fokus pada aspek keberlanjutan lingkungan.
Hilmy mengungkapkan, bahwa perhatian utama program ini adalah penyediaan alat produksi dan pengolahan limbah.
Menurutnya, sebagian besar industri batik masih minim fasilitas pengolahan limbah yang layak.
“Tentunya dengan adanya bantuan CSR, kami berharap pengrajin dapat menjaga kelestarian lingkungan di sekitar mereka sambil tetap produktif dalam berkarya,” ujarnya, kepada sejumlah awak media usai acara, di salah satu hotel di kawasan Jalan Brigjen Dharsono (By Pass) Cirebon. Senin (11/10/2024).
Ia juga menambahkan, adanya kolaborasi ini membuka kran peluang bagi Cirebon untuk memperkenalkan khas batiknya, terutama motif Mega Mendung.
“Kami bangga bahwa motif batik Cirebon dapat tampil dalam produk nasional, sehingga lebih dikenal luas dan meningkatkan nilai tambah industri batik lokal.” imbuhnya.
Masih di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI), Komarudin Kudiya, melihat aspek lingkungan sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing industri batik Cirebon di pasar global.
“Industri batik membutuhkan tata kelola limbah yang baik untuk bisa bersaing secara di kancah internasional. Diharapkan inisiatif ini bisa menjadi model bagi daerah lain, yang juga mengembangkan industri batik,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Corporate Communication Affairs Mondelez Indonesia, Khrisma Fitriasari menyebut bahwa program ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung industri yang berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggungjawab bersama, dan dengan bekerja sama dengan para pengrajin batik, kami dapat pelestarian budaya dan lingkungan sekaligus,” tuturnya.
Dengan adanya program CSR ini diharapkan mampu menciptakan industri batik yang tidak hanya fokus pada keberlanjutan ekonomi, tetapi tanggungjawab terhadap lingkungan.
“Dengan begitu, batik Cirebon tidak hanya mempertahankan identitas budayanya, tetapi memberi contoh industri ramah lingkungan,” pungkasnya. (yus)