JAKARTA, fajarsatu.- Peristwa empat polisi terbakar hidup-hidup saat pengamanan aksi demo mahasiswa Cipayung Plus di Cianjur, Jawa Barat, merupakan gambaran tugas polisi yang berat dalam menjaga keamanan dan ketertiban (kamtibmas) di masyarakat.
Meski tugas yang diembannya berat, Polri menegaskan pemeliharaan kamtibmas adalah tugas utama meski bertaruh nyawa.
“Polri menyesalkan peristiwa demonstrasi yang berujung terbakarnya anggota kami. Namun kami menyadari tugas utama kami dalam memelihara Kamtibmas itu memang tak mudah dan seringkali nyawa taruhannya,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/08/2019).
Diketahui sebelumnya, api yang digunakan mahasiswa untuk bakar ban pada Kamis (15/08) kemarin menyambar Aiptu Erwin anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kota Cianjur, Bripda Yudi Muslim dan Bripda FA Simbolon dari Sabhara Polres Cianjur dan Bripda Anif, saat hendak memadamkan api. Aiptu Erwin menderita luka bakar 80 persen di sekujur tubuhnya.
“Kami meminta doa dan dukungan dari masyarakat untuk kesembuhan anggota kami, terutama Aiptu Erwin yang luka bakarnya cukup serius dan saat ini dirawat secara intensif di RS Polri,” harapnya.
Tak hanya peristiwa terbakarnya Aiptu Erwin dan dua rekannya, Iqbal juga mengingatkan, sejumlah kasus serupa juga terjadi.
Kasus penyanderaan dan penembakan yang merenggut nyawa Brigadir Anurmerta Hedar di Puncak Jaya, Papua. Pada kasus ini, Hedar tengah melakukan penyamaran untuk menyelidiki keberadaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang meresahkan warga.
“Kami yang masih berduka, atas gugurnya bhayangkara muda kami, Brigadir Anumerta Hedar yang diduga menjadi korban kekejian KKB. Meskipun bukan asli dari sana (Papua), karena sudah merasa menyatu dengan masyarakat lokal, almarhum melakukan tugas penyamaran untuk memetakan KKB dan memastikan warga aman,” jelasnya.
Iqbal melanjutkan, peristiwa serupa lainya yakni penyerangan sekelompok orang kepada 4 anggota Polsek Ulu Musi, Sumatera Selatan (Sumsel) saat hendak menangkap pelaku pengancaman terhadap anggota LSM, pengeroyokan terhadap Kapolsek Patumbak, Sumatera Utara AKP Ginanjar ketika akan menangkap bandar narkoba.
“Di Sumatera Selatan dan Utara, beberapa waktu lalu juga anggota kami yang akan memproses pelaku pengancaman LSM ditusuk, diserang hingga terluka, “katanya.
Ada juga kapolsek yang dikeroyok sekelompok orang yang malah membela bandar narkoba. Namun para pelaku sudah diproses dan ditahan,” terangnya.
“Tentu ini menjadi evaluasi bagi kami, kami tetap mengedepankan sisi humanis. Namun terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana yang merugikan masyarakat, melawan hukum, kami tindak apapun resikonya,” tegas Iqbal.
Terakhir, Iqbal mengingat peristiwa dua kelompok silat yang tawuran di Wonogiri, Jawa Tengah, di mana mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Aditia Mulya yang berusaha melerai malah menjadi bulan-bulanan pelaku pada 8 Mei lalu.
“AKP Aditia dalam melakukan pemeliharaan kamtibmas, melerai pertikaian dua kelompok perguruan silat. Dia jadi korban dan sampai dengan hari ini belum sadar, terbaring di RS Singapura untuk menjalankan perawatan intensif. “katanya. (FS-4)