BANDUNG, fajarsatu.- Bukan tanpa alasan mengapa Rudi Haryadi meraih gelar sosok guru berprestasi. Melalui metode pembelajaran berbasis teknologi, salah satu inovasi yang ia kembangkan sukses diterapkan di dalam kelas mengantarkannya meraih predikat tersebut. Metode itu dinamai “PEPPERMINT”.
PEPPERMINT merupakan singkatan dari tahap proses pembelajaran yang ia terapkan. Yakni, plan (perencanaan), explore (pengetahuan), practice (pengerjaan), perform (penyajian), enquiry (pencarian), dan reflect (evaluasi). Sedangkan memorize (penghafalan) dan INT (internet) dimanfaatkan sebagai sumber daya pembelajaran.
Rudi mengungkapkan, ada tiga keunggulan yang ia peroleh ketika menerapkan metode tersebut. Yaitu, pembiasaan bagi siswa dalam memahami kultur dunia industri yang disimulasikan dengan dunia industri di pelajaran, penguasaan kompetensi kerja, dan mengintegrasikan dengan gerakan literasi sekolah (GLS).
Dalam metode ini pula, Rudi memberi roleplay atau pengarahan kepada siswa agar memosisikan diri seolah tengah berada di dunia industri dengan penyampaian skenario kerja. Sehingga, pelajaran yang dipelajari saat ini, manfaat dan kegunaannya bisa langsung dirasakan saat itu juga.
“Biasanya kalau kita praktik di sekolah, baru mengetahui manfaatnya satu atau dua tahun kemudian. Namun lewat metode ini, siswa bisa langsung merasakan kegunaan praktik tersebut karena telah diberikan roleplay,” ungkap guru kelahiran Garut, 24 Maret 1981 ini. (Red)