SUMBER, fajarsatu.- Meluasnya dampak kekeringan di Kabupaten Cirebon yang mengakibatkan banyak warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, dinilai tokoh pemuda Kabupaten Cirebon, M. Abdul Rosyid Ridlo merupakan kegagalan PDAM Tirta Jati.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD KNPI Kabupaten Cirebon ini menilai, PDAM sebagai BUMD Kabupaten Cirebon tidak bisa bekerja dengan baik sehingga dampak kekeringan sekarang ini terus meluas.
“Kalau bisa bekerja, harusnya PDAM sudah punya strategi yang tepat untuk mengantisipasi kekeringan seperti sekarang ini. Entah itu penambahan sumur atau pencarian sumber mata air baru,” ujar Ridlo, kepada fajarsatu.com, Rabu (20/11/2019).
Dikatakan Ridlo, banyak pelanggan PDAM khususnya di wilayah Cirebon utara yang tidak bisa merasakan pelayanan yang prima dengan dalih kekeringan.
“Akibat air PDAM tidak ngocor, pelanggan PDAM banyak yang membeli air dan sangat fantastis jika diuangkan secara global,” katanya.
Dalam sehari, lanjut Ridlo, warga harus menghabiskan uang antara Rp 50 hingga Rp 75 ribu hanya untuk membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Jika musim kemarau ini terus berkelanjutan sampai 2-3 bulan kedepan, berapa uang masyarakat yang harus dikeluarkan untuk membeli air bersih saja.
“Kalau dihitung berapa besaran kerugian yang diterima masyarakat akibat kekeringan ini, ini justru membebani masyarakat,” katanya.
PDAM, menurut Ridlo, diharapkan mempunyai kiat khusus untuk menanggulangi permasalahan Krisi air ini. (FS-5)