SUMBER, fajarsatu,- Karena kekurangan air, petani cabe Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon harus rela membeli air sebanyak delapan tanki kendaraan kapasitas 9.000 liter agar tanaman cabe bisa hidup.
Salah seorang petani sekaligus ketua kelompok petani cabe Desa Bayalangu Kidul, Darsan mengaku, pihaknya bersama anggota harus urunan setiap minggunya membeli air untuk menyiram tanaman cabe yang baru berumur satu bulan.
“Kami setiap minggu harus membeli air seharga Rp 250 ribu pertanki isi 9.000 liter sebanyak delapan tanki untuk menyiram tanaman cabe seluas 7 hektare,” katanya kepada fajarsatu.com, Kamis (5/12/2019).
Dikatakan Darsan, petani cabe harus menyelamatkan tanaman cabe yang saat ini kurang air karena kalau tidak disiram selama 3 hingga 4 hari, tanaman cabenya bisa mati.
Lanjutnya, petani cabe harus mengeluarkan uang Rp 2 juta per minggu untuk kebutuhan air, belum termasuk membeli obat-obatan.
“Mudahan sekarang mulai ada hujan akan bisa meringankan beban kami para petani cabe, meski saat ini harga cabe masih terlalu murah,” katanya.
Menurut Darsan, saat ini cabai masih diharga Rp 10 ribu ke bawah perkilonya, sehingga apabila terus terjadi seperti itu petani cabe akan terus merugi karena tidak akan menutup biaya operasional.
“Kami sangat berharap harga cabai di kalangan petani bisa di atas Rp 15 ribu, sehingga bisa menutup biaya operasional. Kalau hanya di bawah Rp 15 ribu, petani cabai akan terus merugi,” paparnya.
Dirinya bersama rekan petani cabai lainnya sangat berharap perhatian dari pemerintah daerah untuk bisa membantu petani cabai yang selama ini belum ada perhatian. (FS-4)