KUNINGAN, fajarsatu.- Perempuan Jenggala sebagai organisasi yang didirikan oleh mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla sebagai organisasi yang begerak di bidang sosial, terkhususkan soal perempuan dan anak, kembali menggelar bakti sosial peduli stunting yang diselaraskan dengan program nasional yakni SDM unggul Indonesia Maju, di Desa Sukaraja, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Kamis (12/12/2019).
Dalam kunjungannya kali ini bukan hanya memberikan beberapa bantuan terhadap masyarakat, Perempuan Jenggala pun turut memberikan edukasi kepada perempuan mengenai stunting atau perlambatan pertumbuhan terhadap anak.
Ketua Umum Perempuan Jenggala, Vicky W Kartiwa mengatakan, acara ini terselenggara atas rumusan program kerja terhadap perhatian kesehatan.
“Sesuai program kerja kita jadi bisa terlaksananya acara ini,” ucapnya.
Dipilihnya mengenai stunting karena banyak masyarakat yang belum sadar akan hal tersebut. Lanjut dia, generasi yang hebat tanpa stunting dapat menjadi SDM yang unggul yang akan berdampak pada kemajuan Indonesia.
“Stunting menjadi hal yang serius sehingga pencegahan menjadi hal yang penting, soalnya kalo generasi penerus bangsa memiliki jiwa yang sehat maka akan unggul dalam mendukung kemajuan Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu istri Wakil Bupati Kuningan, Yoan Ridho Suganda menuturkan istilah stunting belum banyak dikenal oleh masyarakat sehingga diperlukan sosialisasi secara terus menerus agar pesan yang disampaikan melalui program dapat tersampaikan.
“Kalo istilah stunting belum banyak dikenal masyarakat jadi kita memang perlu terus menerus mensosialisasikannya kepada masyarakat, apalagi soal penyelesaian percepatan pencegahan stunting menjadi program pemerintah pusat,” paparnya.
Kemudian, persoalan stunting yang menjadi trending topic pada tahun 2019 disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dimulai dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun.
Masih kata dia, Kabupaten Kuningan masuk dalam lokus stunting dalam anggaran 2019 dimana sebanyak 137 anak mengalami stunting dan 74 wanita hamil yang mengalami kekurangan asupan gizi tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Kuningan.
“Stunting disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan dan pola hidup, dengan kemampuan daya beli yang rendah sehingga asupan gizi yang kurang. Belum lagi soal pendidikan yang kurang ditambah pola hidup dapat menjadi pemicu terjadinya stunting,” pungkasnya. (FS-7)