SUMBER, fajarsatu.- Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) Kabupaten Cirebon melakukan rapat koordinasi guna membahas beberapa ruas jalan yang dinilai sudah mengalami kepadatan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon, Abraham Mohamad menjelaskan, terdapat beberapa titik yang kini menjadi perhatian dan kerap jadi pembahasan bersama forum, di antaranya kawasan Tuparev.
“Termasuk pada pertemuan kali ini. Kita bahas dua jalan, yakni Jalan Tuparev dan Jalan Ciledug, mengingat setiap tahun sering terjadi trouble di kedua titik tersebut,” ujar Abraham ke sejumlah awak media usai melakukan rapat koordinasi bersama Forum Lalulintas Angkutan Kabupaten Cirebon, Kamis (19/12/2019).
Untuk kawasan Tuparev, kata dia, ada beberapa solusi yang ditawarkan, yakni memberlakukan aturan one way atau barrier beton pun menjadi salah satu solusi yang ditawarkan dan pelebaran jalan.
Tambah Abraham, Hanya saja untuk pemberlakuan kebijakan one way dipastikan akan sulit dilakukan, meski begitu akan dicoba untuk diterapkan.
“Prosesnya masih lama dan perlu dilakukan pembahasan lebih mendalam. Untuk rekayasanya dimungkinkan tahun 2020 nanti akan diujicobakan. Ini baru pembahasan, masih lama,” kata dia.
Dikatakan Abraham, yang paling memungkinkan diadakan barrier beton, hanya saja kebijakan itu adanya bukan di Dishub dan perlu peran serta dari instansi lain, yakni dari PUPR.
“Kebutuhan angggaranya tidak banyak. Kecil kok, cuma Rp 1,7 milar. Mudah-mudahan tahun depan kita dapatkan anggarannya,” kata dia.
Saat disinggung soal keberadaan pedagang yang memenuhi kawasan Jalan Tuparev , diakui Abraham, pihaknya tidak bisa memaksa untuk membubarkannya karena meskipun sudah sering dilakukan razia nyatanya masih tetap ada.
“Solusinya kita persilakan tapi malam hari,” kata dia. Lanjutnya, begitu juga dengan pedagang jalan yang berada di Ciledug menjadi salah satu penyebab terjadinya kepadatan lalu lintas.
“Seyogyanya memang tidak ada, biar jalanan lancar tapi tidak bisa kita larang-larang. Mereka tetap kita izinkan tapi malam hari. Kalaupun tidak total dihilangkan, ya diminimalis,” tegasnya.
Selain itu di wilayah timur itu, kata Abraham, banyak pengusaha dump truk pembawa material pasir. Ia mengimbau agar para pengusaha menaati aturan dengan menutupi kendaraannya dengan terpal.
“Biar tidak berhamburan debunya sehingga menimbulkan kekacauan lalu lintas jadi tutupi,” katanya. (FS-7)