CIREBON, fajarsatu.- Bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Dies Natalis Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ke-59, secara resmi kampus tertua di wilayah Ciayumajakuning ini merebranding (jenama) baru yang sebelumnya Unswagati menjadi UGJ.
Rektor UGJ Cirebon, Dr. H. Mukarto Siswoyo, MSi mengungkapkan, saat memberikan sambutannya dalam kurun waktu dua tahun terakhir UGJ terus memantapkan diri menjadi universitas kebanggaan Cirebon dan sekitarnya.
“Pemantapan UGJ sebagai kampus kebanggaan Cirebon dan sekitarnya karena seluruh civitas UGJ selalu meningkatkan kualitas yang dimana tahun 2017 UGJ ada pada peringkat 700 se-Indonesia dan kini UGJ berada di peringkat 140 skala nasional nasional,” kata Mukarto sapaan akrabnya.
Sementara itu, untuk bidang penelitian sebelumnya UGJ berada di cluster binaan yang kemudian loncat menjadi cluster utama. Artinya kini UGJ berada di peringkat yang bisa mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti RI.
“Beberapa tahun terakhir kita berada di cluster binaan dan dengan semangat kita bersama kini UGJ bisa berada di cluster utama. Artinya kita bisa mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti untuk bidang penelitian,” bebernya.
Selain itu, lanjut Mukarto, seluruh program studi terus diusahakan untuk bisa berada di akreditasi A. Dari segala bentuk pencapaian ini, Mukarto menegaskan kepada seluruh civitas untuk tidak cepat berpuas diri untuk menjadi universitas yang berada di tingkat global.
“Kita sekarang terus meningkatkan kualitas program studi di akreditasi A dan kita juga jangan cepat berpuas diri,” jelasnya.
Peningkatan itu juga diimbangi dengan pemberian bantuan pendidikan bagi seluruh dosen untuk bisa mendapatkan gelar doktor.
“Karena kita fokus pada peningkatan akademik dan penunjang lainnya, maka kita akan berikan bantuan pendidikan bagi seluruh dosen untuk bisa melanjutkan pendidikan S3 sehingga bisa mendapatkan gelar Doktor,” tuturnya.
Pergantian nama ini, karena akronim Unswagati dinilai sulit diucapkan dalam mengenalkan pada saat kunjungan ke luar negeri. Ditambah lagi, pada saat kunjungan menteri Kemenristekdikti pada tahun 2019 yang lalu merasa kesulitan dalam mengucapkan Unswagati dan meminta dirubah untuk memudahkan dalam pengucapan.
“Setelah melalui rapat pimpinan maka diputuskan akronim baru yakni UGJ,” jelasnya.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kota Cirebon karena UGJ mendapatkan ribuan meter tanah untuk pengembangan kampus.
“Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah kota cirebon yang sudah memberikan lahan untuk UGJ untuk perluasan kampus,” tuturnya.
Pada kesempatan itu juga, UGJ dengan pemerintah Kota Cirebon menandatangani MoU dimnaa pemerintah kota memberikan beasiswa bagi masyarakat Kota Cirebon untuk bisa berkuliah di UGJ.
Sementara itu, Wali kota Cirebon, H. Nasrudin Azis mengajak seluruh masyarakat Kota Cirebon terutama seluruh instansi pemerintahan untuk bisa mengkampanyekan UGJ kepada Indonesia maupun internasional.
“Karena sejak dulu selepas tingkat pendidikan SMA selalu kebingungan dalam melanjutkan ke dunia perkuliahan, maka saat ini UGJ saya pastikan sudah sangat baik dan sebanding dengan universitas ternama lainnya,” tegasnya.
Ditambah lagi, ranking UGJ pun terus meningkat artinya UGJ masuk dalam peringkat universitas terbaik di Indonesia.
“UGJ sekarang keren dan bermutu,” pungkasnya. (FS-7)