SUMBER, fajarsatu.- Meski telah memasuki musim hujan, namun masyarakat Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon mengeluhkan aliran air PDAM tidak ngocor alias mampet tak lagi mengeluarkan air.
Kondisi tersebut sudah berlangsung satu bulan, padahal setiap bulannya warga harus tetap membayar rekening tagiham PDAM dan jika telat mereka pun tetap harus membayar denfa keterlambatan.
Walaupun telah memasuki musin penghujan, air bersih tetap dibutuhkan untuk memasak, mandi dan mencuci pakaian. Seorang warga menyebutkan, air hujan yang saat ini hampir turun setiap bukan berarti sebagai pengganti air bersih.
“Walaupun sama-sama air, bukan berarti air hujan bisa digunakan untuk memasak, mandi dan mencuci, kami tetap membutuhkan aliran air bersih dari PDAM. Priben jeh?” katanya sedikit sewot.
Masyarakat Blok Cigodong Desa Tegalgubug sangat menyayangkan aliran air PDAM tidak mengalir padahal sudah memasuki musim hujan. Mereka harus mengalami krisis air bersih di saat penghujan tiba. , , masyarakat mempertanyakan pelayanan yang dilakukan PDAM selama ini.
“Saat ini untuk kebutuhan sehari-hari kita harus membeli air eceran yang dijual, seperti musim kemarau padahal musim hujan sudah tiba. Bahkan harus mencari sumur warga yang airnya bisa digunakan untuk memasak atau minum,” kata ketua RT 01, Hanan fajarsatu.com di kediamannya, Jumat (17/1/2020).
Lanjut Hanan, dengan tidak mengalirnya air PDAM membuat warga di RT 01 dan 02 harus mandi dan cuci di Balong Keramat Tegalgubug. Masyarakat sudah sangat dirugikan padahal tetap tiap bulannya harus membayar.
Sementara ketua RW setempat, Makbullah sangat berharap kepada pemerintah desa dan kabupaten untuk segera mencari selusi akibat krisis air bersih di wilayahnya.
”Sebenarnya sudah lama air PDAM tidak mengocor dari Desember tahun lalu, namun kadang ngocor kadang tidak dan saat sekarang sama sekali sudah tidak ngocor padahal sudah musim hujan,” ungkapnya. (FS-4)