SUMBER, fajarsatu.- Curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Cirebon akhir-akhir ini berdampak pada wilayah hilir, terlebih sungai sebagai sarana pembuangan air, kondisinya sangat memprihatinkan.
Petani Desa Pegagan Lor, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, mengaku mengalami kerugian yang tidak sedikit akibat genangan air yang ada di sawah hingga menutupi tanaman padi yang baru ditanam.
Kuwu Pegagan Lor Hj. Ii Fariyani mengatakan, dari 416 Ha lahan pertanian yang ada di desanya, hampir separuhnya kondisinya terendam air yang mengakibatkan rusaknya tanaman padi yang baru beberapa bulan ditanam.
“Banjir yang terjadi disawah-sawah kami ini dikarenakan banjir kiriman dari wilayah lain sepanjang aliran sungai Tumaritis,” ujar Ii, saat ditemui fajarsatu.com, Kamis (27/2/2020).
Dikatakan Ii, hampir setiap tahun kalau musim penghujan, wilayah Pegagan Lor khususnya aral persawahan.
“Permasalahan lain, kondisi muara Sungai Tumaritis mengalami pendangkalan, yang mengakibatkan air yang mengenangi areal persawahan, tidak bisa mengalir sampai ke laut,” katanya.
Lebih lanjut, Ii mengatakan, untuk mengurangi air yang ada diareal sawah, pemerintah desa dan masyarakat melakukan kegiatan garbu (normalisasi sungai sederhana dengan menggunakan prahu)
“Sementara, janji dari BBWS akan meminjamkan alat berat untuk normalisasi, setelah ditunggu-tunggu tidak ada kejelasan, bisa atau tidaknya peminjaman alat berat itu, masa nunggu bencana dulu baru direalisasi,” katanya.
Ii berharap kegiatan garbu ini bisa maksimal sehingga air yang ada di areal pesawahan bisa surut dan petani bisa memelihara tanaman padi nya dengan baik.
“Akibat banjir ini, petani kami mengalami kerugian yang cukup besar, karena tanaman padi yang sudah terndam selama berapa hari, maka tanaman padi nya akan mengalami pembusukan, kalau sudah pembusukan maka petani terpaksa harus memulai proses tanam kembali,” tambahnya. (FS-5)