SUMBER, fajarsat.- Puluhan hektare tanaman padi baru tanam di area persawahan Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon terendam banjir. Petani menilai pemerintah daerah selama ini belum ada tindakan, padahal itu area tersebut sudah menjadi langganan banjir setiap tahunnya kala intensitas hujan cukup tinggi.
Ironisnya, para petani yang berada di Blok Empal Gading baru melakukan musim tanam hingga umur padi baru 15 harian. Namun saat ini mereka terancam untuk melakukan tanam ulang karena tanaman padi terendam banjir.
“Area persawahan itu setiap tahunnya jadi langganan banjir, tetapi belum ada tindakan apapun dari dinas terkait, maupun pemerintah daerah hingga para petani siap-siap saja biaya oprasional membengkak. Kalau sampai terus terendam air, tanaman padi akan mati dan itu harus melakukan tanam ulang,” kata Sumarta kepada fajarsatu.com saat melihat area sawahnya digenangi air, Kamis (6/2/2020).
Dikatakannya, sebenarnya para petani yang tergabung dalam kelompok tani sudah sering mengusulkan karena Sungai Kumpulkwista dan Si Bagus tanggulnya sangat rendah bahkan banyak yang sudah rusak dan jebol hingga luapan air mengalir ke persawahan.
“Sebenarnya terjadi banjir seperti ini sudah terjadi setiap tahun saat musim hujan, apalagi kalau intensitas hujannya tinggi pasti akan terendam, namun tak pernah ada tindakan apapun dari dinas terkait,” katanya.
Lanjut Sumarta, sebenarnya sangat mudah tinggal menormalisasi sungai saja agar luapan air bisa tertampung dengan baik, ini karena tidak tertampungnya air sungai karena dangkal sehingga meluap ke persawahan. (FS-4)