SUMBER, fajarsatu.- Rencana penutupan kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati, oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon dan pihak keraton, berdampak pada ratusan pedagang yang biasa menjajakan daganga di lokasi tersebut.
Terlebih pada minggu ini, ada tradisi malam Jumat kliwon, yang biasanya ribuan bahkan ratusan ribu peziarah akan mendatangi kompleks salah satu wali dari 9 wali di tanah Jawa ini.
Siti salah satu pedagang di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati mengatakan, adanya pemberitaan tentang virus corona yang ramai dibicarakan sejak beberapa hari lalu juga sudah berdampak pada penghasilannya sebagai pedagang.
“Omset jualan menurun karena peziarah juga sepi sekali Apa lagi nanti kalau ditutup sementara, kami makan dari mana ?,” ujar Siti saat ditemui fajarsatu.com, Selasa (17/3/2020).
Dikatakan Siti, pada minggu ini ada momen yang menurut sebagaian masyarakat sakral yakni malam Jumat kliwon, biasanya kalau malam jumat kliwon, ratusan ribu pejiarah akan datang untuk berziarah ke Makam Sunan Gunang Jati.
“Kalau kliwonan biasanya omset penjualan lumayan dan banyak juga pedagang yang mencari rezeki dari peziarah,” katanya.
Sementara itu, Kuwu Desa Astana, Nuril Anwar mengatakan, pada setiap malam Jumat kliwon, perputaran uang di sekitaran Kompleks Sunan Gunung Jati, bisa mencapai Rp 1 miliar ini dari pedagang yang jumlahnya mencapai 500 orang, belum dari yang lainnya.
“Yang lainnya seperti parkir dan sebagainya jumlahnya bisa mencapai Rp 1 miliar,” katanya.
Nuril mengimbau kepada para pedagang dan warga Desa Astana, khususnya untuk mengikuti intruksi dari Pemerintah Kabupaten Cirebon agar menutup sementara kompleks Makam Sunan Gunung Jati ini.
“Walau bagaimanapun ini sudah menjadi keputusan bersama, semoga permasalahan ini bisa secepatnya teratasi,” tambahnya. (dkn)