CIWARINGIN, fajarsatu- Dampak wabah corona (Covid-19) kini sudah mulai sangat terasa di sektor usaha. Akibatnya, situasi perekonomian, terutama di pedesaan mulai goyah dan kelimpungan. Tak sedikit masyarakat untuk kebutuhan sehari-harinya saja, mereka harus menjual barang simpanan.
Sebut saja Ardi (30), warga Desa Gintung Ranjeng, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon ini dengan usaha yang dia miliki yang biasanya beromset puluhan juta perbulan, kini sudah tidak bisa berjalan lagi.
“Usaha saya sudah tidak jalan sejak mulai mewabahnya virus corona, hingga pemasukanpun sudah tidak ada, hanya simpanan padi yang selama ini dikumpulkan. Maklum saya dari kalangan petani, dan saat ini saya jual demi kelangsungan hidup bersama keluarga dan karyawan,” kata Ardi, Selasa (21/4/2020).
Ia sangat menyayangkan disaat kondisi ekonomi merosot akibat wabah virus Corono, harga gabah padipun ikut-ikutan terjun bebas. Ardi menjelaskan, saat ini gabah kering giling (GKG) dihargai hanya Rp 470 ribu perkwintal.
“Saat ini hargi gabah padi merosot, jauh dibandingkan tahun kemarin. Harga GKG tahun kemarin bisa di atas Rp 500 ribu perkwintal, saat ini hanya Rp 460 ribu saja. Untuk gabah panen hanya Rp 330 hingga Rp 350 ribu saja jauh dibandingkan tahun kemaren,” katanya. (dan)