SUMBER, fajarsatu – Sejak Januari hingga bulan ini atau belum genap setengah tahun, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon lebih tinggi dibandingkan dengan kasus Covid-19.
Tercatat sebanyak 110 orang terjangkit virus mematikan ini, lebih lagi kasus ini banyak menimpa kepada kaum disorientasi seksual sesama jenis (LGBT) dan ibu hamil.
“Belum juga setengah tahun, atau sampai Mei tahun ini, HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon, sudah tembus angka 110 orang. Kasus ini didominasi kaum gay dan ibu hamil. Sementara sisanya adalah adalah orang yang tidak mengaku, orang yang punya penyakit TBC, dan waria,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (21/6/2020).
Lanjut Nanang, jumlah populasi kunci penyebaran HIV/AID berada di 9 titik. Pertama adalah wanita pekerja seks (WPS) dengan jumlah 4 orang. Lalu Pengguna narkoba suntik (penasun) berjumlah 7 orang.
Kaum Gay dan waria masing-masing 8 dan 25 orang. Lalu Pasangan Suami Istri (Pasutri) Ada 6 orang, Pelanggan wanita malam ada 4 orang, ibu hamil ada 10 orang dan penyakit TBC ada 226 orang. Sedangkan ada 47 orang yang masuk ke dalam kategori lain-lain
“Yang kategori lain-lain yang repot. Mereka terkena AiDS tapi tidak mau mengakui. Setiap tahun kita lakukan upaya pencegahan, tapi ya namanya perilaku dan mungkin butuh sek, kita belum bisa mencegah secara menyeluruh,” jelas Nanang.
Terkait banyaknya penyakit TBC yang terkena HIV/AIDS, menurut Nanang wajar. Masalahnya, orang yang terkena penyakit TBC diharuskan melakukan test HIV/AIDS. Begitupun yang terkena HIV/AIDS, ternyata banyak yang terkena TBC. Tercatat, sejak tahun 2000 sampai akhir Mei 2020, sudah ada 2. 179 orang yang terkena HIV/AIDS.
“Jadi secara komulatif sejak tahun 2000 sampai 2019 ada 820 orang yang tertular HIV/AIDS. Nah tahun ini saja sejak januari sampai akhir mei, sudah ada 110 orang. Prediksi saya sampai akhir tahun pasti akan bertambah. Saya berharap kesadaran masyarakat untuk menjaga diri dari penyebaran HIV/AIDS agar semakin tinggi,” ungkap Nanang.
Nanang menambahkan, kematian akibat HIV/AIDS tahun lalu sebanyak 10 kasus. Sementara tahun ini saja sudah ada 8 kasus. Khusus kasus AIDS nya sendiri, tahun lalu sebanyak 74 kasus dan tahun ini sudah ada 15 kasus. Dinkes sudah menyediakan layanan klinik di 57 puskesmas. Sedangkan RS Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) sudah ada 7 RS dan 2 RS satelit. (dave)