CIWARINGIN, fajarsatu – Hujan semalam Jumat (3/7/2020) kemarin menyisakan kesengsaran yang dialami Jaenudin bersama keluarganya. Pasalnya, rumah satu-satunya kini bagian atapnya ambruk, beruntung dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa.
Jaenudin bersama istrinya Robeah dan dua anaknya tinggal di rumah tua milik orang tuanya di Blok Sigelap, Desa Gintung Ranjeng, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, kini harus hidup menumpang di rumah tetangganya.
Ia menuturkan, saat itu kejadian keluarganya sedang melihat TV di ruang depan. Selesai melihat tv biasanya istri dan kedua anaknya pindah untuk tidur ke kamar belakang yang posisinya di samping ruang depan.
“Alhamdulillah biasanya anak dan istri pindah ke kamar belakang untuk tidur, namun malam itu semua tidur di ruang depan usai melihat tv. Sampai hujan selesai mereka masih tidur dan sekitar pukul 24.00 WIB, saya mendengar bunyi kreot dan bruk yang sangat keras,” kata Jaenudin, Sabtu (4/7/2020).
Mendengar seperti ada kayu ambruk, dirinya membangunkan kedua anak dan istrinya untuk keluar dari rumah, karena dikatkutkan rumah akan ambruk. Benar saja tidak lama setelah semua keluar atap rumah ambruk.
Jaenudin menjelaskan, rumah tersebut rumah dari orang tuanya yang sudah sagat lama, tidak pernah ada perbaikan sehingga semua kayu-kayu telah rapuh dan kropos.
“Dengan musibah ini, saya berharap pemerintah daerah melalui pemdes bisa mendengarkan keluhan kami, saat ini kami sekelurga hanya numpang tidur di rumah saudara,” ujarnya.
Sementara Penjabat (Pj) Kuwu Desa Gintung Ranjeng, Khariri mengatakan, akan berusaha untuk segera melaporkan atas kejadian tersebut, mengingat ambruknya rumah warganya init akibat bencana angin dan hujan, sehingga harus segera dibantu.
“Kita akan segera diusahakan untuk melaporkan ambruknya rumah Pak Jaenudin, nanti akan kita usulkan ke pemerintah daerah melaui dinsos ataupun instansi lainnya,” katanya. (dan)