KAPETAKAN, fajarsatu – Sejak tahun 2014, Abdul Ghoni alias Ustad Kanjeng sudah melakukan aktifitas pengobatan alternative. Berbekal ilmu yang dimilikinya dari pondok Pesentren, Ustad Kanjeng pun mulai melakukan praktek pengobatan alternatif di padepokan yang didirikannya.
Tidak hanya penyakit-penyakit biasa seperti rematik, kencing manis dan penyakit lainnya, Ustad Kanjeng juga mampu mengobati pasien yang pecandu psikotropoka (pecandu obat terlarang)
“Bodo Tobat sebenarnya diambil dari nama musola yang ada dan musola ini didirikan pada 2014 silam. Nama Bodo Tobat sendri diambil dari bahasa jawa yang artinya tobatnya orang bodoh, sama seperti pada diri saya,” ujar Ustad Kanjeng saat ditemui fajarsatu.com, Jumat (17/7/2020).
Pria yang tercatat sebagai warga Desa Kapetakan, Kecamatan Kapetakan ini mengatakan, berangkat dari keprihatinan dirinya akan situasi lingkungan pada saat itu, dimana generasi mudanya banyak sekali yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti trihek, tramadol, deksto dan sejenisnya, dirinya mulai berani melakukan pendekatan dalam rangka menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya obat terlarang tersebut.
“Metode yang saya lakukan yakni dengan pengobatan alternatif seperti bekam, puasa, tirakat dan juga pendekatan agama kepada pasien pecandu psikotropika dan pasien lainnya. Alhamdulilah, tingkat kesembuhannya mencapai 70 persen,” katanya.
Metode bekam, menurut Ustad Kanjeng, diyakini dapat mengangkat darah kotor yang ada di tubuh pasien, jadi dengan bekam segala macam penyakit bisa diatasi ditambah pasien diajak untuk tirakat mendekatkan diri pada sang pencipta agar bisa merenungi tujuan hidup selama di dunia ini.
Berbekal informasi dari mulut ke mulut akan kemampuannya menyembuhkan penyakit pasien, pria berambut panjang ini pun mulai dikenal banyak orang dan pasien yang datang untuk berobat kepadanya pun tidak hanya datang dari wiayah Kapetakan saja, namun datang dari berbagai daerah di Kabupaten/Kota Cirebon bahkan dari luar kota Cirebon.
“Kesembuhan dari pasien ini semata-mata datangnya dari Allah Swt, saya hanya prantara saja, dan selama proses pengobatan, saya ikhlas makanya saya tidak pernah memasang tarif,” tambahnya. (dkn)