KESAMBI, fajarsatu – Fakultas Kedoteran (FK) Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) mendapatkan hibah berupa mesin ekstraksi otomatis dan reagen PCR dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesahatan Provinsis Jawa Barat, BNPB, dan Labkesda.
Alat berguna untuk menguji spesimen swab test. Dengan adanya mesin PCR baru ini, bisa mempercepat hasil pengujian swab test Covid-19.
Rektor UGJ, Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs, M.Si, FK UGJ sudah dipercaya di wilayah Cirebon Raya, sebagai tempat untuk menguji hasil swab test Covid-19. Karena itu, di FK UGJ didirikan laboratorium untuk menguji hasil swab test pada 3 Mei 2020 lalu.
Mukarto mengungkapkan, besarnya kebutuhan tes secara massal yang dilakukan di Cirebon Raya, dalam tiga bulan pihaknya spesimen swab yang diuji sudah mencai menca[ai 10 ribu orang.
Bantuan alat tersebut, lanjutnya, dapat meningkatkan kapasitas pemeriksaan sampel swab test di FK UGJ, pPasalnya perlatan tersebut dinilai akan sangat membantu para petugas laboraturium FK UGJ.
“Dengan adanya mesin ini, maka jika biasanya kita bisa menguji maksimal 300 sampel setiap harinya, maka akan bisa bertambah dua kali lipatnya, yakni hingga 600 sampel,” jelasnya saat jumpa pers di FK UGJ, Kota Cirebon, Rabu (12/8/2020).
Mukarto menjelaskan, alat ekstraksi otomatis itu berkapasitas 32 sampel dan hanya membutuhkan waktu kira-kira 30 menit, jika dikerjakan secara manual, maka proses ekstraksi 32 sampel membutuhkan waktu hingga satu jam.
“Berkat alat tersebut pemeriksaan sampel spesimen tenggorokan lebih cepat dua kali lipat,” kata Mukarto.
Lanjutnya, hanya dalam waktu 4 jam saja, hasil uji sampel swab test bisa langsung dapat diketahui hasilnya dan bisa segera langsung diumumkan. Hal ini tentunya akan mempermudah tugas tim lan di FK UGJ yang hanya berjumlah lima orang.
Mukarto pun berterima kasih kepada masyarakat yang sudah mempercayakan FK UGJ dalam pengujian sampel swab test. Hal ini merupakan bentuk pengabdian kampus kepada masyarakat, dalam melayani pengujian hasil swab.
“Kita juga sudah siapkan mental untuk tim lab kita untuk terus bekerja dalam jangka panjang, karena tidak tahu kapan pandemi ini berakhir,” jelasnya. (irgun)