KUNINGAN, fajarsatu – Sudah sebulan kemarau melanda wilayah Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan dan Majalengka.
Dalam sebulan penuh itu pula Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) bersama multipihak terkait seperti TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Perum Perhutani, dan pemerintah daerah melakukan upacaya pencegahan kebakaran hutan (karhut).
“Tadi Kapolres Majalengka AKBP Bismo Teguh Prakoso mengajak sinergitas antarpihak untuk bahu-membahu mencegah kathur,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka Jaja Suharja Senjaya selepas diskusi dengan para pihak, seperti dikutip dari laman tngcciremai.com.
Selain instansi, antisipasi karhut juga melibatkan masyarakat Mitra Pariwisata Gunung Ciremai (MPGC), Masyarakat Peduli Api (MPA), Masyarakat Mitra Polhut (MMP), LSM Aktivitas Anak Rimba (Akar), dan relawan.
“Kami bersama masyarakat dan relawan terus membuat dan memelihara sekat bakar kuning dengan target minimal 14 kilometer dan lebar 4 sampai 5 meter,” ujar Fire Boss Agus Yudantara.
Agus menambahkan, prioritas pembuatan dan pemeliharaan sekat bakar kuning tersebut berada di wilayah utara Ciremai.
“Selain sekat bakar kuning, posko pengendalian karhut pun sudah aktif 24 jam untuk memantau situasi dan kondisi area rawan karhut,” tambahnya.
Masih menurut Agus, ada 18 titik posko di Kuningan dan Majalengka yang secara bergantian di isi petugas, masyarakat, dan relawan.
“Tahun kemarin luas kebakaran mencapai 1.045,54 hektare. Tentu tak ada yang menginginkan itu terjadi lagi tahun ini,” tutupnya. (*)