MAJALENGKA, fajarsatu – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STKIP Yasika Majalengka menggelar kajian rutin untuk yang pertama kalinya di Masjid Kampus Orange, Kamis (16/10/2020.
Kajian keilmuan yang digelar untuk yang pertama ini diisi oleh beberapa pengurus HMI Cabang Majalengka, sekaligus tamu undangan dan diikuti para aktivis HMI STKIP Yasika.
Ketua HMI Komisariat STKIP Yasika Majalengka, Agus Nurohman mengatakan, salah satu agenda dan kegiatan rutin HMI yang merupakan ruh dalam upaya membentuk kader-kader HMI yang militan di bidang keilmuan adalah melalui kajian dan diskusi.
Karena itu, HMI Komisariat STKIP Yasika Majalengka yang baru aktif kembali setelah beberapa tahun mengalami stagnan, kini berusaha untuk menghidupkan kembali kegiatan kajian.
“Kami mewakili teman-teman pengurus HMI Komisariat STKIP Yasika merasa senang dan gembira dengan terselenggaranya kegiatan kajian ini. Alhamdulillah, rencana sejak awal sudah terselenggara dan sangat memuaskan. Semoga dengan adanya kegiatan ini menjadi langkah awal rakanda dan ayunda dalam upaya terus-menerus menumbuhkan perjuangan-perjuangan HMI yang sudah terbukti sedari dulu,” ujarnya.
Selain itu kata mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia ini, pihaknya merasa berterima kasih kepada seluruh unsur yang telah membantu dalam kegiatan ini. Semua yang telah hadir dalam kajian keilmuan HMI Komisariat SRKIP Yasika terkhusus tamu undangan dari HMI Cabang Majalengka, ini merupakan motivasi bagi kader-kader HMI yang baru muncul di STKIP Yasika.
Dijelaskan Agus, kajian rutin ini diawali dengan membaca Surat Yasin dan Tahlil setelah salat maghrib dan dilanjutkan setelah isa dengan membaca shalawat maulid. Hal itu dilakukan untuk menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sekaligus awal dari pergerakan perjuangan di masa yang akan datang.
Sementara itu Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi HMI Cabang Majalengka, Didi mengapresiasi dengan adanya kegiatan kajian keilmuan di lingkungan HMI Komisariat STKIP Yasika ini.
“Ruh HMI ini ada di perkaderan dan salahsatunya kajian. Jadi ketika HMI Komisariat mengadakan konsep acara ini, itu sangat bagus. Hanya tinggal konsistensi dalam menjalankan konsep ini. Bahwasannya sekecil apapun perkumpulan dalam HMI, kajian itu harus tetap ada tidak boleh lepas dari kajian. Dan tak lebih dari itu,Feedback untuk anggota dalam kajian itu harus dibawa pulang sebagai oleh-oleh ke rumah masing-masing,” ujarnya.
Selain itu juga kata Didi, jika kajian di kalangan organisasi HMI, baik komisariat atau cabang itu lemah atau tidak ada sama sekali, maka pergerakan pun akan semu dan mungkin tidak ada sama sekali.
Oleh karena itu agar perkaderan terus berjalan dan semangat perjuangan untuk meningkatkan keilmuan dan jiwa organisatoris terus terjaga dan terasah, maka kajian-kajian ilmiah wajib dilakukan oleh kader-kader HMI melalui program rutin mingguan, bulanan dan tahunan secara terstruktur. (eko/agus)