MAJALENGKA, fajarsatu – Setiap orang pada hakikatnya diciptakan sebagai pemimpin. Minimalnya untuk diri sendiri sebelum memimpin orang lain. Namun, untuk menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara mudah.
Selain harus memiliki tanggungjawab, dedikasi, keuletan, visioner, mampu mensejahterakan anggota, dan yang utama harus mampu mencetak calon pemimpin baru.
Hal itu terungkap dalam “Ngobrol Tokoh (Ngokoh)”, bertemakan mencetak jiwa pemimpin, bersama anggota DPRD Jawa Barat, H. Pepep Saeful Hidayat dan Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Majalengka, Kiai Mimif Miftah di Gedung KNPI Kabupaten Majalengka, Minggu (21/2/2021).
Kegiatan ini diinisiasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Majalengka dan dihadiri puluhan kader IPNU dan IPPNU, dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
“Pemimpin sejati itu menurut saya, bukan orang yang banyak pengikut, tapi yang mampu menciptakan banyak pemimpin,”kata Pepep yang juga salah seorang Mustasyar PCNU Majalengka, saat menjadi narasumber pada acara tersebut.
Menurut politisi PPP ini, seorang pemimpin juga harus mampu menginspirasi semua orang, mampu bersikap terbuka, kaya akan gagasan dan ide baru serta menjadi diri sendiri. Pemimpin hebat juga, sambung dia, apa yang dilakukannya harus menjadi pelopor dalam setiap aktivitas, menuju perubahaan yang lebih baik.
“Ingin menjadi pemimpin itu bukan hanya punya modal (bergelimang harta) tapi harus memiliki integritas, kompetensi dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Jika tidak, ia akan terlindas oleh keadaan,”tegas legislator asal Desa Cikijing, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka ini.
Selain itu, lanjut anggota DPRD Jabar dua periode ini, untuk menjadi pemimpin tidak boleh menghalalkan segala cara. Namun harus dilakukan dengan secara elegan, terhormat, tanpa harus menabrak nilai-nilai yang diyakini.
“Banyak sekarang kita temukan pemimpin di birokrasi misalnya, menjadi pemimpin di suatu instansi dengan cara-cara tidak elok, seperti menjilat ke penguasa atau melakukan transaksi. Pola semacam ini contoh yang tidak pantas ditiru,”tegasnya.
Hal senada diungkapkan Sekretaris PCNU Majalengka Kiai Mimif Miftah. Menurut dia, menjadi seorang pemimpin sejati seperti dicontohkan oleh Nabi Besar Muhamad Saw yakni memiliki sifat shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
“Sifat utama pemimpin ialah beradab dan mulia hati. Dan menjadi pemimpin itu tidak lahir begitu saja, tapi dipelajari dan dikembangkan. Proses itu dimulai sejak awal hidup kita
sebagai seorang individu,”ujar alumni Mesir ini.
Ketua IPNU Majalengka, Syifa Nahdillah Syaechu menuturkan, tujuan kegiatan ini guna mengasah jiwa kepimpinan generasi muda NU dalam berorganisasi maupun aktivitas lainnya.
“Diskusi semacam ini sangatlah penting dalam menjadikan generasi muda NU yang tangguh dan membentuk jiwa pemimpin yang profesional,”paparnya. (gan)