LEMAHWUNGKUK, fajarsatu – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menemui nelayan pantura di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Kota Cirebon, Minggu (14/3/2021). Dalam pertemuan tersebut dibahas persoalan alat tangkap dan perbaikan infrastruktur pelabuhan guna mendorong produktivitas nelayan.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur kepelabuhan perikanan Frits P Lesnussa, Kepala PPN Kejawanan Bagus Oktori S, Anggota Dewan RI Ono Surono, Sekda Kota Cirebon H. Agus Mulyadi, Dandim 0614/Kota Cirebon Letkol Inf Herry Indriyanto, Kapolres Cirebon Kota AKBP Imron Hermawan, Wadan Lanal Cirebon Mayor Laut (KH) Jajat Hidayat dan Wadan Lanal Cirebon Irawan.
kepada Meteri KKP, nelayan setempat mengadukan keberadaan alat tangkap garong dan pukat harimau yang dianggap tidak ramah lingkungan dan menyebabkan turunnya populasi ikan di perairan Cirebon.
Nelayan tradisional yang selama ini melaut sejauh 1 kilometer dari bibir pantai, akhirnya kesulitan mencari ikan yang berimbas pada minimnya penghasilan. Per hari nelayan tradisional mengaku mendapat Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
“Sekarang susah pak mencari ikan. Kami juga minta tolong alat tangkap berat perusak lingkungan ditertibkan pak,” ujar Karmanto nelayan dari Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon kepada Menteri Trenggono.
Trenggono menampung aspirasi yang disampaikan para nelayan. Pihaknya akan segera melakukan tindaklanjut dengan memanggil kelompok nelayan pengguna alat tangkap garong dan pukat harimau.
Menurutnya, persoalan ini harus segera diselesaikan karena bila dibiarkan dapat memicu membesarnya konflik sosial antar nelayan di Cirebon. “Suara yang datang kami tampung dan segera ditindaklanjuti ya Pak Dirjen (Perikanan Tangkap),” ujar Menteri Trenggono yang dalam pertemuan itu didampingi oleh Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini dan Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono.
Nelayan tradisional tersebut juga meminta bantuan alat tangkap gillnet milenium dan kapal untuk dikelola oleh kelompok nelayan. Bantuan ini akan menunjang produktivitas nelayan dan penghasilan mereka bisa bertambah. Nelayan menyebut gillnet milenium ini ramah lingkungan karena mata jaringnya berukuran lebar mencapai 3 inchi.
Selain persoalan alat tangkap, keanggotaan asuransi nelayan turut menjadi pembahasan. Menteri Trenggono langsung mengupayakan solusi saat itu juga dengan meminta pihak Jasindo yang ikut dalam kunjungan kerja, bergerak cepat menemui nelayan.
Dalam pertemuan itu, Menteri Trenggono sekaligus menyerahkan bantuan paket sembako secara simbolis kepada nelayan tradisional di Cirebon. Jumlahnya ada 1.000 paket untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga para nelayan.
PPN Kejawanan merupakan nadi perikanan tangkap di Cirebon. Dalam setahun, nilai produksi yang dihasilkan mencapai Rp 267 miliar. Namun saat ini perlu adanya perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas yang sudah berjalan.
Diantaranya perlunya pengerukan di alur lintasan kapal dan kolam pelabuhan sebagai solusi sedimentasi. Kemudian, alur lintasan juga perlu diperpanjang untuk memperlancar keluar masuk kepal penangkap ikan ke pelabuhan.
“Saya pasti dukung tapi harus bisa dibuktikan dengan produktivitas yang meningkat juga,” ungkap Trenggono.
Dalam kunjungan kerjanya di Cirobon, Trenggono juga mengunjungi pabrik pembuatan jaring. Dia ingin mengetahui jenis jaring yang diproduksi sekaligus menyerap aspriasi masyarakat kelautan dan perikanan yang bergerak di sektor ini. (irgun)