MAJALENGKA, fajarsatu – STKIP Yasika Majalengka sebagai salahsatu perguruan tinggi swasta di wilayah Jawa Barat yang konsen dalam menyiapkan tenaga pendidik yang profesional, mendorong para mahasiswa dan seluruh sivitas akademika untuk memiliki kepedulian terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
Salahsatu hal yang menjadi perhartian sivitas akademika STKIP Yasika Majalengka selama ini adalah banyak terjadinya bencana alam sepereti tanah longsor dan banjir yang menyebabkan banyaknya korban jiwa atau materi mengingat wilayah Jawa Barat berada di daerah yang secara geogerafis terdiri dari pegunungan, perbukitan dan dataran rendah.
Mengingat banyaknya kejadian bencana alam, melalui kajian bersama dengan berbagai stake holder, STKIP Yasika Majalengka memandang perlu untuk membuat sebuah wadah atau lembaga yang dapat bersinergi bekerjasama dengan lembaga pemerintah guna mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya korban bencana di masa depan.
Berdasarkan hasil keputusan rapat pimpinan tersebut, maka Ketua STKIP Yasika Majalengka mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 79/SK/KETUA/STKIP/III/2021 tanggal 2 Maret 2021 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Tim Pusat Studi Bencana STKIP Yasika Majalengka.
Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) STKIP Yasika Majalengka, Aditia Oktavianto, M.Pd, menjelaskan, pembentukan Lembaga Pusat Studi Bencana dilatarbelakangi keterlibatan sivitas akademika STKIP Yasika Majalengka dalam berpartisipasi membantu para korban bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah seperti bencana tanah longsor di Sumedang pada tanggal 26 Januari 2021 dan banjir di Majalengka pada tanggal 11 Februari 2021.
Lembaga Pusat Studi Bencana STKIP Yasika Majalengka dibentuk dengan tujuan agar STKIP Yasika Majalengka memiliki wadah sebagai media yang fokus dalam kajian kebencanaan yang terorganisir dan berdampak positif bagi masyarakat khususnya di daerah rawan bencana.
Dikatakan Adit, sapaan akrab Aditia Oktavianto, PSB STKIP Yasika Majalengka merupakan salahsatu pusat studi di lingkungan STKIP Yasika Majalengka yang bergerak di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terkait kajian kebencanaan. Kajian yang dilaksanakan oleh PSB STKIP Yasika Majalengka bersifat multidisiplin dan berperan serta dalam menyumbangkan pendapat, ide, dan gagasan terkait manajemen kebencanaan untuk pembangunan nasional.
“Pusat Studi Bencana STKIP Yasika Majalengka diharapkan dapat memberikan layanan respons kebencanaan, training dan online learning bagi tenaga-tenaga kebencanaan, produk digital jasa dan pelayanan kebencanaan. Kemudian inovasi-inovasi terkait kebencanaan, konsultasi dan advokasi kebencanaan di Indonesia, sekaligus dapat memberikan profit bagi STKIP Yasika Majalengka,” jelas Adit kepada awak media, belum lama ini.
Dijelaskannya, PSB STKIP Yasika Majalengka membangun kapasitas untuk meningkatkan ketahanan masyarakat, menyelamatkan nyawa dan populasi yang terkena dampak bencana. Kemudian juga melatih para pemimpin, melakukan penelitian dan berkolaborasi dengan mitra untuk mempromosikan praktik terbaik dalam kesiapsiagaan, respons dan pemulihan dampak bencana.
Dalam kegiatannya, sambung Adit, PSB Yasika Majalengka dibantu oleh tim relawan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mayaspala, bekerjasama dengan komunitas dan organisasi masyarakat, para relawan dan organisasi-organisasi lain yang peduli terhadap manajemen bencana dan upaya pengurangan risiko bencana. Adapun visinya adalah menjadi pusat studi yang unggul dalam penelitian, pengembangan dan pengabdian bidang manajemen kebencanaan.
Sementara itu Ketua STKIP Yasika Majalengka, Arip Amin, M.Pd, mengatakan, besarnya animo sivitas akademika STKIP Yasika kepada kesiap siagaan darurat bencana dapat menginspirasi banyak pihak untuk bersama-sama membangun sinergi dalam pengelolaan kesiapsiagaan dan pemulihan dampak bencana alam. Pusat Studi Bencana STKIP Yasika harus menjadi pelopor untuk membangun kebersamaan lintas sektoral dalam pemulihan dampak bencana alam.
“Ajak semua relawan agar mau bergerak bersama dan sama-sama bergerak untuk mewujudkan kegiatan mengabdi kepada masyarakat secara unggul dan profesional. Kami yakin dengan kebersamaan yang kuat dalam mengatasi dampak bencana dan mengantisipasi sejak dini kemungkinan terjadinya bencana, maka dampak buruk dapat kita minimalisir,” ujar Arip Amin.
Dikatakan Arip, saat ini Pusat Studi Bencana STKIP Yasika Majalengka sedang menjajagi kerjasama langsung dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat. Langkah awal upaya kerjasama antara PSB STKIP Yasika dengan BNPB tersebut antara lain dengan adanya kerjasama penanggulangan penyebaran virus Covid-19 melalui bantuan peralatan seperti Masker, Handsanitizer, Disinfektan dan Test Antigen. (eko)