Oleh: Ummi Nissa
(Penulis dan Member Komunitas Muslimah Rindu Surga)
“… niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadallah: 11)
DALIL di atas menunjukkan pentingnya sebuah ilmu pengetahuan yang tentunya berkaitan dengan pendidikan bagi manusia. Bahkan bangkitnya suatu bangsa atau umat juga berkaitan dengan bangkitnya tingkat pemikiran manusia dalam memandang kehidupan. Oleh karena itu pendidikan diperlukan dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
Akan tetapi di era industri seperti saat ini pendidikan hanya berorientasi pada ekonomi semata. Seperti yang disampaikan oleh Brand Communications Manager Kalbis Institute, Raymond Christantyo mengatakan, saat ini perguruan tinggi harus menjadi rumah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan akademik dan non-akademik. Sementara itu, kurikulum menjadi landasan untuk mahasiswa belajar. (m.medcom.id, 22/1/2021)
Komitmen perguruan tinggi untuk mengembangkan kurikulum berbasis industri dipandang menjadi keharusan di era persaingan global. Pemerintah pun tampaknya semakin serius memastikan kurikulum kampus sebagai kurikulum industri, bukan kurikulum berorientasi intelektual inovatif.
Padahal hal ini mengandung kebahayaan bagi para insan pendidikan terutama mahasiswa. Sebab hal ini dapat mengalihkan fokus mereka dari pendalaman ilmu menjadi pintu korporasi. Akibatnya potensi intelektual yang ada pada generasi pun dapat terbajak.
Lebih jauhnya lagi akan menjadi ancaman jangka panjang bagi suatu bangsa. Sebab negara akan kehilangan SDM pakar ilmu sebagai sumber lahirnya inovasi maslahat bagi rakyat, sementara yang bermunculan hanya sekadar SDM operator mesin industri.
Kapitalisme Penyebab Beralihnya Kurikulum Pendidikan
Kurikulum kampus yang berbasis industri diperkuat dengan cara menggandengkan langsung kampus bersama beberapa industri baik dalam negeri ataupun luar negeri. Kalbis Institute misalnya, universitas ini telah menggandeng MAP Retail Academy, salah satu unit dari MAP Group untuk pengembangan pendidikan, pelatihan, serta program sertifikasi di Indonesia.
Hal ini menggambarkan bahwa sistem pendidikan yang dianut negeri ini adalah sistem pendidikan yang berbasis pada kapitalisme sekuler. Dimana kurikulum pendidikan hanya didasarkan pada nilai duniawi semata dan dijauhkan dari nilai ukhrawi. Sehingga tujuan pendidikan hanya berorientasi pada kemampuan industri agar lulusan pendidikan dapat langsung terjun ke dunia usaha.
Dengan sistem pendidikan kapitalisme sekuler ini mahasiswa hanya dipersiapkan sebagai mesin-mesin industri agar dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Seolah materi dapat memberikan jaminan kebahagiaan.
Sistem Pendidikan dalam Islam
Kondisi pendidikan yang ada saat ini sungguh bertolak belakang dengan ajaran Islam. Sebab dalam aturan Islam pendidikan didasarkan pada kurikulum yang berasaskan akidah dan akhlak Islam. Para generasi tidak hanya diarahkan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan saqofah saja tetapi lebih jauhnya ditanamkan pula keimanan dan kekuatan ruhiyahnya.
Dalam Islam tujuan pendidikan adalah membentuk generasi yang memiliki kepribadian Islam berkualitas (syaksiyah islamiyah). Dimana pola berpikirnya menjadikan Islam sebagai sudut pandang dalam menghukumi setiap permasalahan, dan pola sikapnya dalam beraktivitas menundukan akal dan hawa nafsunya sesuai dengan aturan dalam Islam. Sehingga lulusan pendidikan menjadi insan yang berkemampuan handal juga berakhlak mulia.
Dengan kurikulum yang berbasis akidah Islam bukan berarti mengabaikan potensi intelektual pada diri generasi. Akan tetapi penggalian kemampuan dan ilmu pengetahuan bukan hanya diarahkan agar mampu menghasilkan nilai materi semata, lebih dari itu akan diarahkan untuk beribadah, mengabdi sebagai hamba Allah Swt.
Fokus pendidikan dalam Islam diarahkan dalam rangka menggali potensi intelektual dengan berdasarkan keimanan. Tidak hanya sekadar dipersiapkan di dunia industri saja seperti saat ini. Namun lebih jauh lagi dibekali kekuatan iman agar siap bertarung di kancah kehidupan dunia dengan bekal ilmu pengetahuan, sekaligus atas dasar keimanan sehingga terbentuk pribadi yang tangguh dan berkualitas.
Sitem pendidikan Islam akan mampu mencetak generasi yang unggul jika didukung dengan penerapkan aturan Islam secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab aturan Islam saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga sistem pendidikan Islam akan berhasil jika diterapkan dalam sistem pemerintahan Islam.
Keberhasilan sistem pendidikan Islam tampak di era kekhilafahan Islam. Pada saat itu banyak sekali kita menemukan ilmuwan yang berhasil menyumbangkan ilmunya sampai era modern saat sekarang. Kemajuan ilmu kedokteran, sosiologi, astronomi, dan lain-lain tidak lepas dari sumbangsih para ilmuwan muslim.
Kita mengenal Ibnu Sina sebagai ilmuwan muslim di bidang kedokteran. Al-Khawarizmi dikenal sebagai Bapak Aljabar Dunia. Ia menciptakan pemakaian secans dan tangens dalam trigonometri dan astronomi. Selain itu, Al-Khawarizmi juga menciptakan sistem penomoran yang sangat penting hingga digunakan pada zaman sekarang. Ibnu Khaldun ilmuwan Islam yang dikenal sebagai sejarawan dan Bapak Sosiologi, dan masih banyak lagi ilmuwan lainnya.
Dengan demikian sistem pendidikan Islam telah berhasil mencetak ilmuwan-ilmuwan handal yang hasil karyanya bermanfaat sampai saat ini. Semua capaian tersebut dihasilkan pada saat aturan Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan.
Wallahu a’lam bishawab.
Catatan: isi di luar tanggung jawab redaksi