MAJALENGKA, fajarsatu – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yasika Majalengka ternyata tidak hanya melahirkan tenaga profesional di bidang pendidikan atau guru. Tetapi, perguruan tinggi yang berdiri sejak tahun 2000 tersebut telah melahirkan sarjana yang aktif dalam berbagai profesi seperti politisi, pengusaha dan bahkan menjadi tokoh penggerak literasi nasional yakni yang dilakukan Warkina.
Pria kelahiran Suranenggala Cirebon tahun 1978 yang sehari hari berprofesi sebagai guru di SMPN 2 Suranenggala tersebut aktif membangkitkan literasi melalui “Gerakan Sadat Baca” sejak tahun 2011. Dari kasil kerja kerasnya mengajak dan mendorong masyarakat agar mau membaca berbagai buku ilmu pengetahuan tersebut telah melahirkan berbagai penghargaan dari tingkat lokal, regional bahkan nasional.
Saat diwawancara media di sela-sela melagilisir dokumen miliknya di STKIP Yasika Majalengka, Warkina membeberkan perjalanannya menjadi seorang penggerak literasi sehingga akhirnya berbuah penghargaan.
Menurut Warkina, keinginan untuk menjadi seorang penggerak literasi berawal dari prestasi dirinya saat kelas 1, 2 dan 3 SD yang kurang baik. Menyadari hal itu kemudian dia berusaha untuk rajin membaca pada setiap kesempatan dan akhirnya saat kelas 4 berhasil mendapatkat rangking serta dari kelas 5 SD sampai SMA selalu juara 1 di kelas.
“Saya menyadari pentingnya rajin membaca karena saya sudah membuktikan sendiri hasilnya dari yang tadinya nilai di kelas kurang baik menjadi juara 1 terus di kelas. Prestasi itu saya raih setelah rajin membaca pada setiap kesempatan. Bahkan saat main di atas pohon dan BAB yang saat saya masih kecil itu masih di sungai pakai sasak, saya membiasakan sambil membaca buku,” ujarnya, Rabu (13/10/2021).
Dijelaskan Warkina, aktif melakukan gerakan sadar baca untuk masyarakat di desa sekitarnya dimulai pada tahun 2011. Dengan menggunakan buku-buku miliknya, Warkina mengajak anak-anak dan seluruh masyarakat di desanya untuk gemar membaca buku yang ada di rumahnya.
“Mulai tahun 2011 saya ajak anak-anak, generasi muda dan masyarakat secara umum untuk giat membaca. Saat itu mereka saya ajak membaca di rumah saya dan kemudian saya membuat gerobak gerakan sadar baca yang selanjutnya berkeliling di sekitar desa saya dulu,” jelas Warkina.
Lanjut Warkina, mengajak masyarakat agar gemar membaca buku khususnya bukanlah hal yang mudah karena tantangan saat ini cukup berat setelah majunya teknologi internet. Secara umum masyarakat yang sudah punya alat komunikasi canggih seperti Hp Android dan gadget, mereka memiliki minat baca tinggi tetapi daya bacanya rendah.
“Dikatakan minat baca tinggi tinggi dan daya baca rendah itu kan kalau baca sms atau wa mereka cepet dan rajin. Tapi saat diajak membaca yang sedikit panjang atau bahkan buku, mereka malas sehingga akhirnya pengetahuannya tetap saja tidak bertambah-bertambah,” jelasnya.
Ditanya tentang prestasi yang telah diraihnya, Warkina mengatakan, sampai saat ini sudah banyak penghargaan yang telah diperoleh dari berbagai tingkatan. Seperti pada tahun 2017 mendapat penghargaan sebagai Pelopor Pemberdayaan Masyarakat di bidang Pendidikan dari Gubernur Jawa Barat dan Anugerah Dasa Darma Putera Loka dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Kemudian tahun 2018 mendapat penghargaan Frans Seda Award dari Universitas Atmajaya, tahun 2019 mendapat penghargaan Een Sukaesih Award dari Gubernur Jawa Barat dan nominasi SCTV Award di bidang pendidikan.
Warkina menambahkan bahwa membaca merupakan sebuah kebiasaan yang sangat penting untuk dilakukan sehari-hari dan bukan karena sekolah atau kuliah.
“Selama ini kan kalau biar membaca seolah olah hanya karena sekolah atau kuliah, padahal membaca itu agar kita dapat membuka jendela dunia sehingga kehidupan kita bisa lebih baik,” tegas alumni STKIP Yasika Majalengka tahun 2007 yang saat ini sedang melanjutkan S2 di IAIA BBC Cirebon tersebut. (eko)