BANDUNG, fajarsatu – Anggota DPRD Jabar, Hj. Yuningsih meminta pihak terkait terus memperhatikan produk yang dihasilkan dan mengedukasi para petani agar mampu mempertahankan pencapaian tersebut.
Beberapa waktu lalu Kabupaten Bandung berhasil mengekspor 6 ton kopi speciality berjenis Arabika ke Kota Hamburg, Jerman.
Oleh karena itu, DPRD Jabar meminta pihak terkait terus memerhatikan produk yang dihasilkan dan mengedukasi para petani agar mampu mempertahankan pencapaian tersebut.
“Kopi memang tidak hanya sekarang menjadi ikon Jabar, meskipun pohon kopi tidak bisa tumbuh di seluruh 27 daerah di Jabar. Kebanyakan kopi dihasilkan di Jabar selatan, sedangkan di Jabar utara tidak menghasilkan kopi,” ujar Yuningsih.
“Artinya kalau saat ini kita bisa ekspor, jangan sampai ke depannya luar negeri mendapatkan kopi dari kita, kemudian dipelajari tiba-tiba mereka sudah bisa menanam sendiri. Akhirnya justru kita yang kelangkaan, malah kitanya impor,” tambahnya.
Menurut Yuningsih, untuk menghindari impor kopi terjadi, pemerintah harus mengantisipasi melalui peningkatan mutu dan kualitas petani maupun pengolahan kopi. Terlebih keberadaan kopi saat ini kian eksis di mata masyarakat.
“Misalkan pengusaha kopi menyediakan tempat minum kopi dan tempat untuk berdiskusi, berdialog, dan lain sebagainya. Ini kan trennya begitu. Saya suka berbicara dalam hati, ini yang buka cafe hasilnya mungkin tidak seberapa, orang mungkin hanya minum segelas kopi tapi ngobrolnya sampai berjam-jam,” tutur Yuningsih.
“Saya khawatir ke depannya terkikis, kalau memang produknya sudah tidak ada. Nanti jangan-jangan ke depan kopinya sudah tidak ada dan nanti kita malah impor,” tambahnya lagi.
Dengan demikian, pihaknya meminta pemerintah perlu memaksimalkan potensi tersebut agar ke depannya kopi Indonesia khususnya Jabar kian eksis di kancah internasional. Oleh karena itu, peningkatan mutu dan kualitas SDM dan produk kopi yang dihasilkan menjadi hal yang perlu dilakukan secepatnya. (byu)