GEGESIK, fajarsatu – Bagi sebagian orang, sampah menjadi momok permasalahan yang menjijikan. Tengoklah di sejumlah tempat, akibat tidak ada tempat pembuangan sampah, warga dengan seenaknya membuang sampah sembarangan.
Tumpukan sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan, berserakan menutupi sebagian badan jalan. Bau menyengat akibat membusuknya sampah, sangat mengganggu orang yang kebetulan melewati tumpukan sampah tersebut.
Tidak hanya di pinggir jalan, sungai pun menjadi sasaran warga membuang sampah. Akibat tumpukan sampah, sungai mengalami pendangkalan. Tak ayal, jika hujan turun akan berdampak banjir.
Namun di tangan orang kreatif, persoalan sampah malah disulap menjadi ladang bisnis yang menguntung.
Seorang pemuda warga Gegesik Lor Kabupaten Cirebon, Ayana membuat ide kreatif dengan menciptakan aplikasi. Ia menyebutnya Aplikasi Sampah Online.
“Melalui aplikasi ini, kami menampung sampah warga yang sudah tidak berguna. Nantinya sampah ini akan kami daur ulang,” kata Ayana kepada fajarsatu.com, Jumat (17/12/2021).
Melalui jasa kolektor sampah, pihaknya akan mendatangi rumah-rumah warga di Desa Gegesik Lor yang sudah mengakses aplikasi sampah online.
Kini warga pun tidak pusing lagi untuk mengurus sampahnya. Sebagian sampah organik dan non organik yang sudah dipilah (disortir) bisa dijual dengan mudah.
“Sebelum ada aplikasi sampah online, warga di Desa Gegesik Lor harus menunggu tukang rongsok untuk mengambil sampah. Kini warga dimudahkan dengan munculnya aplikasi sampah online ini,” jelas Ayana.
Caranya pun sangat mudah, warga tinggal membuka aplikasi sampah online, dengan via SMS atau telepon kolektor sampah akan datang ke rumah untuk mengambil sampahnya. Setelah dipilah sampah organik dan non organik, kolektor akan menimbang berat sampah dan membayarnya sesuai harga yang tercantum dalam aplikasi sampah online.
“Dengan adanya aplikasi sampah online, kepala desa mengaku merasa mendapat kemudahan untuk warga. Selain itu juga untuk menjaga agar warga tidak membuang sampah sembarangan. Pasalnya, sampah ini menjadi penyebab utama banjir apalagi di musim penghujan saat ini,” ucap Ayana.
Lanjutnya, sampah organik yang sudah diangkut kemudian akan di daur ulang menjadi pupuk kompos.
Seorang warga pengguna aplikasi sampah online, Tarina mengaku, dengan aplikasi tersebut sampah di rumah akan cepat dibawa kolektor, sehingga sampah rumah tangga tidak akan menumpuk.
“Setelah mengisi aplikasi sampah online, sampah ini diambil kolektor hingga tiga kali dalam seminggu,” kata Tarina.
Sementara, Kepala Desa Gegesik Lor, Suradi mengatakan, aplikasi sampah online sangat berguna dan menguntungkan masyarakat sekitar, karena berfungsi menghubungkan antara pengguna aplikasi dengan kolektor sampah online.
“Kemudahan pun dirasakan oleh kolektor sampah, bahkan keuntungannya bisa menjadi dua kali lipat, sebab para kolektor sampah tidak harus menyusuri dari kampung ke kampung. Lebih memudahkan. Semoga aplikasi yang diciptakan Ayana menjadi solusi terbaik menyelesaikan masalah sampah,” pungkasnya. (yus/dan)