Oleh: Syamsudin Kadir
(Penulis Buku Kalo Cinta, Nikah Aja!)
PADA berbagai kesempatan, baik pada saat menjadi narasumber bedah buku, acara Webinar, Workshop, Seminar, Pelatihan, atau acara serupa lainnya, saya kerap mendapat pertanyaan dari banyak orangtua dan teman dekat atau sekadar kenalan di media sosial perihal anak-anak saya yang suka membaca buku. Misalnya, “Mas, bagaimana caranya agar anak suka membaca buku?”, “Pak, apa yang perlu dilakukan agar anak lebih suka membaca buku daripada bermain handphone?”, dan masih banyak pertanyaan serupa lainnya.
Saya tentu bukan teladan ideal pada aspek bagaimana mendidik anak agar menjadi pembaca dan suka pada buku. Anak saya juga bukan teladan ideal pada sisi pembaca buku yang aktif. Sebab masih banyak orangtua dan anak di luar sana yang jauh lebih telaten untuk mengkondisikan keluarganya sehingga lebih gila untuk membaca buku dan sangat suka sama buku. Namun demikian, pengalaman saya, istri dan anak-anak di rumah bisa juga diujicoba di keluarga pembaca. Tentu, sekali lagi, bukan satu-satunya inspirasi.
Selanjutnya, ada banyak langkah yang bisa dilakukan agar anak suka pada buku dan suka juga untuk membacanya. Pada banyak buku dan tulisan yang dipublikasi di berbagai media massa seperti surat kabar dan majalah bisa kita baca perihal ini. Bahkan pada zaman sekarang, di berbagai laman media online kita bisa membaca begitu banyak tulisan yang menjawab pertanyaan seperti yang dikutip di awal tulisan ini. Atau bila memungkinkan, kita bisa bertanya langsung kepada para penulis dan pakar pendidikan keluarga.
Berdasarkan pengalaman saya dan istri selama ini, diantara langkah yang ditempuh agar anak-anak suka pada buku dan suka membacanya yaitu: Pertama, membeli buku kesukaan anak. Membeli buku yang disukai anak dapat menjadi pemantik sekaligus penyemangat anak untuk suka pada buku dan suka untuk membacanya. Sebab buku yang dibeli sesuai dengan pilihan dan kesukaan mereka. Teknisnya, setiap ada momentum yang menyenangkan, berilah atau hadiahilah mereka buku.
Kedua, aktif mengajak anak berkunjung ke toko buku. Kalau selama ini kita mengajak anak ke tempat makan seperti rumah makan, tempat kuliner, atau mungkin kerap mengajak anak ke tempat ramai seperti pasar dan mall, maka sesekali kita perlu merubah atau mengganti dengan mengajak anak ke toko buku. Biarkan mereka menikmati suasana toko buku dengan begitu banyak judul buku yang bisa mereka lihat dan mungkin juga kelak membelinya. Apalah lagi bila di toko buku biasanya terpampang buku-buku karya penulis cilik seusia mereka, itu bakal menjadi penambah daya tarik mereka pada buku dan untuk membacanya.
Ketiga, menyediakan buku di perpustakaan buku rumah. Lingkungan yang mendukung juga dapat memudahkan anak untuk membaca buku. Bila mengandalkan sekolah dan toko buku mungkin agak menyulitkan karena jarak dan waktu yang tak semudah di rumah, maka membuat perpustakaan buku di rumah juga perlu dicoba. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan buku atau sumber bacaan lain seperti majalah, surat kabar dan sebagainya, sehingga anak terbiasa melihatnya dan akrab dengannya. Bahkan bisa memudahkan mereka untuk membaca buku sesering mungkin sesuai selera mereka.
Keempat, bangun tradisi baca di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan keteladanan kita sebagai orangtua. Biasanya anak akan mencontoh pada kebiasaan orangtua atau anggota keluarga lainnya yang lebih tua dari mereka di rumah. Mungkin kakek dan nenek, atau juga yang lainnya. Orang tua pastikan diri untuk membaca buku setiap hari. Sediakan waktu khusus untuk membaca buku. Misalnya, sesudah makan malam, sesudah shalat subuh, dan masih banyak lagi sesuai selera masing-masing. Intinya, bangun tradisi baca di rumah kita masing-masing. Sesibuk apapun, sediakan waktu khusus dan sempatkan untuk membaca buku.
Kelima, sesekali biarkan anak membeli buku sesuai pilihan sekaligus seleranya sendiri. Membiarkan anak membeli buku sendiri sesuai seleranya juga perlu. Bila yang pertama tadi kita sebagai orangtua yang membelikan untuk anak, maka pada poin kelima ini justru anak yang membeli buku untuk dirinya sendiri. Biasanya buku yang dibeli oleh mereka sendiri itu buku yang benar-benar mereka sukai. Kalau buku tersebut disukainya bisanya bakal mereka sukai juga untuk membacanya. Apalah lagu penulisnya seusia mereka, ini bakal menjadi inspirasi bagi mereka untuk bukan saja membaca buku tapi juga untuk menulis buku.
Ala kulli hal, membaca adalah salah satu kunci penting agar kecerdasan anak-anak kita meningkat. Dalam ungkapan mashur kita masih ingat, “Bacalah buku, karena buku adalah jendela dunia!”. Ungkapan ini bukan saja inspiratif tapi juga relevan untuk kita baca dan renungi pesan dan maksudnya. Intinya, kita diingatkan agar terus membangun tradisi baca buku di rumah dan di mana pun kita berada.
Tradisi membaca buku mesti menjadi tradisi keluarga, termasuk membiasakannya pada anak-anak kita. Sebab membaca buku bukan saja menjadi jendela dunia tapi juga pintu gerbang agar kita bisa masuk ke kehidupan yang lebih sukses dan bahagia di masa depan. Singkatnya, bangun tradisi membaca buku lalu biarkan anak-anak kita suka pada buku dan semakin suka juga untuk membacanya. Selamat mencoba, mari membaca! (*)