Rabu, 20 Agustus 2025
  • Login
fajarsatu.com
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon
No Result
View All Result
fajarsatu.com
No Result
View All Result

Sindikat Pupuk Merugikan Petani, Begini Cara Islam Mengatasinya

Admin
07/02/2022 19:48
in Opini
0
Sindikat Pupuk Merugikan Petani, Begini Cara Islam Mengatasinya
Share on FacebookShare on Twitter

Work online and earn real money

Oleh: Suryani
(Pengamat Masalah Sosial)

INDONESIA dikenal sebagai negara agraris, satu negeri yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah terutama dalam sektor pertanian. Sebagian besar penduduknya pun bermata pencaharian sebagai petani, namun bagaimana kabar kesejahteraan mereka?

Nasib petani saat ini nyatanya masih jauh dari kata sejahtera, di samping harus bersaing dengan gempuran impor juga disuguhi harga pupuk yang kian melambung tinggi. Walau pun katanya ada pupuk bersubsidi namun tak banyak petani yang bisa menikmatinya, karena ulah para sindikat  yang ingin memperkaya diri sendiri.

Terungkap oleh Tim Investigasi media Kompas yang menyamar menjadi pembeli di salah satu juragan pupuk yang berada di Cibeureum Kertasari, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Disinyalir juragan tersebut adalah sindikat ilegal yang mengusai pupuk bersubsidi. Ketika tim menyambangi rumah sekaligus gudang, di sana ditemukan tumpukan pupuk bersubsidi dengan berbagai jenis. Diduga sindikat pupuk bersubsidi ini melibatkan produsen pupuk, distributor, kios resmi, oknum petugas diduga juga terlibat. (www.kompas.id, 27/01/2022)

Bacajuga

Masuki Masa Tanam, Petani Majalengka Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

Marak Hama Tikus, Petani Bayalangu Kidul Adakan Gropyokan Tikus

Harga Kacang Hijau Anjlok, Petani Bingung Harus Jual Kemana

Pupuk merupakan kebutuhan dasar dalam produksi pertanian. Seberapa banyak hasil yang dipanen bisa di tentukan oleh pemberian pupuk yang tepat dan benar. Sehingga wajar bila petani sangat bergantung pada  pupuk tersebut. Tentu saja ini menjadi tugas pemerintah untuk bisa mempermudah para petani mendapatkannya, dengan harga yang murah bahkan gratis, pendristribusian yang merata dan pengawasan yang  ketat agar tidak ada sindikat-sindikat curang dan tak punya hati.

Sebab, keberadaan sindikat pupuk sangat merugikan dan menyengsarakan para petani.  pupuk yang seharusnya bisa didapat dengan mudah justru sulit dijangkau karena harganya mahal, bahkan di beberapa daerah sangat sulit mendapatkannya. Maka wajar produksi pangan terus menurun karena masalah pengelolaan dan distribusi pupuk di petani tidak tersolusikan. Belum lagi ketika hama atau bencana alam melanda,  mengakibatkan kerugian yang dialami para petani tak dapat dihindarkan. Alhasil, banyak petani memilih meninggalkan profesinya dan beralih ke pekerjaan lain, dengan harapan bisa lebih menyejahterakan.

Kurangnya pengawasan pemerintah dan tidak tegasnya aparat terkait membuat sindikat pupuk terus ada dan semakin subur. Ditambah banyaknya oknum yang melindungi sehingga mereka bebas  menjalankan bisnis kotornya menjual pupuk bersubsidi dengan harga yang mahal. Bahkan ketika ada pengajuan dari pihak PPL pun sangat sulit sekali mendapat respon.

Sungguh hal ini membutuhkan penanganan yang serius dan menjadi PR besar bagi pemerintah. Karena merekalah yang mempunyai wewenang untuk menghentikan sindikat-sindikat tersebut, dan memastikan hak rakyat terpenuhi secara maksimal, jika tidak maka kesejahteraan para petani semakin menurun, yang pada akhirnya akan berdampak pada ketahanan pangan secara umum.

Permasalahan ini tidak lepas dari sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan di negeri ini. Di mana materi yang menjadi tujuan utamanya. Tidak perduli halal dan haram, merugikan atau tidak, yang penting bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Hal itu sudah menjadi ciri khas sistem ini, yang terus menjangkiti para penguasa tak terkecuali rakyatnya yang haus kekayaan dengan menghalalkan segala cara.

Sistem kapitalisme sekuler sangat bertentangan dengan sistem Islam, karena sistem Islam lahir dari akidah Islam yang sahih yang datang dari Allah Swt. pencipta manusia itu sendiri. Tolok ukur kebahagiannya tidak diukur dari banyaknya materi, tetapi ketakwaannya kepada Allah dan syariat-Nya. Begitu pula negara yang tegak dalam landasan akidah Islam menjadikan pemimpin yang bertakwa mampu menerapkan aturan syara’ dalam segala aspek kehidupan umat.

Peran pemerintah dalam Islam yaitu mengurusi urusan rakyatnya, sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang berbunyi:

“Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyatnya) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya.”  (HR Ahmad, Bukhari)

Penguasa dalam Islam bertanggung jawab mendorong produksi pertanian secara maksimal, dengan mendukung penuh para petani dalam usahanya. Di antara langkah -langkahnya adalah:

Pertama, pendistribusian lahan pertanian. Setiap warga yang tidak mempunyai lahan tetapi mempunyai kemampuan mengelolanya, negara wajib memberikan lahan kepada warga tersebut secara gratis.

Kedua, mendukung penuh usaha untuk memaksimalkan lahan dengan berbagai bantuan seperti sarana produksi, infrastruktur penunjang, modal, teknologi, pupuk, dan sebagainya. Bantuan ini bersifat gratis, non ribawi dan diberikan kepada semua petani yang membutuhkan.

Ketiga, mendorong pelaksanaan riset untuk menghasilkan bibit unggul dan berbagai teknologi dan inovasi yang dibutuhkan petani.

Negara bersama para pejabat harus memastikan bahwa setiap warga mendapat hak tersebut dengan mudah, dan berorientasi pelayanan bukan mencari keuntungan. Hal ini mudah saja dilakukan karena didukung oleh sistem ekonomi Islam yang berbasis akidah Islam dengan aturan khas tentang kepemilikan (individu, masyarakat dan negara).

Maka tidak heran jika para petani selalu bersemangat untuk berproduksi, bahkan sejarah mencatat bahwa Islam di masa lalu berhasil mencapai kemajuan pertanian dengan produktivitas yang melejit. Sehingga kebutuhan negara dapat dipenuhi bahkan berlebih dan menjadi negara ekportir pangan ke negara-negara lain.

Selain itu pemerintah dalam Islam akan menindak tegas pelaku-pelaku kecurangan yang merugikan orang lain, karena Islam melarang perbuatan tersebut. Sampai-sampai Allah mengancam akan memberikan kesulitan dan kesusahan yang serupa kepada orang yang menyulitkan dan menyusahkan orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.

“Barangsiapa membahayakan orang lain maka Allah akan membalas bahaya kepadanya, dan barangsiapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain maka Allah akan menyulitkannya.” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dengan demikian solusi tuntas atas maraknya sindikat pupuk yang merugikan dan menyusahkan para petani yaitu kembali kepada Islam secara kafah, yang akan mampu melahirkan para pemimpin yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya dan mempunyai ketakwaan yang tinggi, serta menyadari betul semua amanahnya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Dengan menerapkan Islam secara sempurna keimanan pemimpin serta rakyatnya akan senantiasa terjaga. Waallahu a’lam bi ash-sawwab. (*)

Tags: IslamPetaniPupuk SubsidiSindikat Pupuk

Related Post

PR Besar KDM-Erwan
Opini

Perubahan APBD, Demi Kesejehtaraan Masyarakat

Admin
15/08/2025 09:05
Refleksi Akhir Tahun 2024: Gubernur Baru = Target Baru
Opini

Jabar Peduli Lingkungan?

Admin
13/08/2025 21:10
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Langkah Konkret Menghadapi Negara Darurat Korupsi

Admin
17/07/2025 13:49
Aksi Turun Tangan: KDM, Barak TNI dan Kita
Opini

Prestasi Nasional Ponpes Nurul Hakim Lombok dan Indonesia Emas 2045

Admin
12/07/2025 12:35
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 14:21
Pemkot Cirebon Sosialisasi Sistem Pengawasan Perizinan Berbasis Risiko untuk Dukung Investasi
Opini

Optimisme Mamiq Iqbal: Dari NTB Makmur untuk Indonesia Mendunia

Admin
10/07/2025 14:14
Konsekwensi Ekspetasi Penilaian Kinerja ASN
Opini

BKN Permudah PGA ASN: Apakah Mencederai Regulasi Internal Setiap Instansi?

Admin
10/07/2025 08:01
Jangan Hakimi Pondok Pesantren!
Opini

Urgensi Menulis Buku Biografi

Admin
09/07/2025 13:10

Populer

  • Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    Elemen Masyarakat dan Tokoh Pejuang Peringati Pembacaan Teks Proklamasi Pertama Kali di Kota Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mbah Kuwu Sangkan Ternyata Miliki Lima Nama

    1 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KAI Daop 3 Cirebon Konsisten Tingkatkan Keselamatan Perjalanan KA Lewat Cek Lintas Jalan Kaki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • OJK Gelar Upacara Peringatan Kemerdekaan RI ke-80

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • LikE IT – Mengajak Peserta Ptamuka untuk Mandiri Secara Finansial – Menuju Indonesia Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • About
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Content is protected !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Ciayumajakuning
    • Cirebon
    • Kuningan
    • Indramayu
    • Majalengka
  • Jabar
  • Nasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sastra & Budaya
  • Opini
  • Wisata
  • Teknologi
  • DPRD Kota Cirebon

© 2019 PT Karna Karya Abadi. All rights reserved. didukung Jasa Pembuatan Website