CIREBON – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Roempoet Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menggelar Pentas Produksi.
Pementasan ini akan dihelat berturut-turut mulai hari Hari Jumat 18 Maret 2022 Pukul 19.30, Sabtu 19 Maret 2022 Pukul 14.30 dan Minggu 20 Maret 2022 pada pukul 14,30 dan Pukul 19.30. Bertempat di Gedung FKIP Universitas Muhammadiyah Jl Fatahillah Watubelah – Cirebon dengan Tiket Rp. 20.000.
Agung Gumelar selaku Ketua Umum yang juga Sutradara, Beserta tim Produksi akan menggelar Pentas Produksi ini di tengah wabah yang merebak dengan cepat seperti virus Antipati.
Dijelaskan Agung Gumelar, Pentas Produksi dalam kegiatan refleksi sebagai media kajian Bersama Teater yang dihelat lembaganya, adalah sesuai pembacaan dan hasil dari menakar Ruang Pertunjukan hari demi hari selama Pandemi berlangsung selama dua tahun.
“Sebuah pembacaan tergelar dengan gambling Antipati, bergeser ke segala lini, ke segala ruang, ke tiap relung sampai ke ruang-ruang sempit pertunjukan. Ketidakpedulian ini seringnya berbahasa, seringnya nyaring seperti bunyi lolongan kesepian, yang menyayat ke tulang-tulang di tiang gantungan yang berdebu seperti hantu. Seperti pujian kepada Tuhan yang terang dan sembunyi, Setidaknya itu yang diajarkan kakak-kakak saya.” Katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Agung Gumelar, proses refleksi dalam panggung digelar juga sebagai usaha pembelajaran dan pencarian makna estetis dalam penggalian lebih lanjut mengenai potret batin masyarakat yang tergambar dalam ruang-ruang pertunjukan.
“Kami terilhami dua tokoh ini. Seperti spirit atau barangkali lebih tepat disebut premis dalam karya keduanya, yang mempertanyakan otoritas kebenaran dalam kelindan psikologis dan mengkritisi krisis moralitas sebagai upaya menggugat diri menuju kerja kolektif dalam sehasta upaya eksternalisasi diri juga kesatuan utuh UKM Teater Roempoet dalam lorong tradisi menghormati sesama, perlawanan serta bantahan-bantahan yang tak henti-hentinya diungkap dalam tindakan kerja-kerja teater, yang juga adalah kerja-kerja sosial.” Paparnya.
Mengapa dengan kemasan panggung? Hal itu menurut Toton Sulistio sebagai aktor pentas menegaskan naskah Korinop sendiri menuliskan begitu banyak jawaban yang seringkali menipu sebagai pertanyaan.
Sebuah Pertanyan juga Kritik, Apakah kita, masih sama, masih sepi dan tidak sadar dalam dada ataukah kita bukan kita, tapi kita siapa dalam ambang perlawanan kita yang tanpa henti, dan begitu sibuk mencanggihkan diri dalam rupa yang begitu busuk.
Dalam aroma yang begitu wangi. Menipu dan membelot seperti kupu-kupu dalam perut yang sering berbunyi serupa kelaparan. Barangkali jawaban barangkali pertanyaan yang menggelitik juga mengusik ruang sadar kita yang begitu tidak sadar.
“Kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi teater kampus dan seniman Cirebon serta didukung Teater Tjaroeban, UKM Marching Band Universitas Muhammadiyah Cirebon, Kavlab Universitas Muhammadiyah Cirebon, LPM Naraya Universitas Muhammadiyah Cirebon, UKM Teater Seni Lan Budaya 45 UNTAG, UKM Teater Rantai Biru FKIP UGJ, Tjirebon Book Club, serta PNLD Aliansi Pemuda Sindangmekar,” pungkasnya. (rilis/dan)