CIREBON – Konsep penerapan Kurikulum Merdeka di setiap sekolah menengah atas (SMA) tak terkecuali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga sudah berjalan yakni di SMKN 1 Mundu Kabupaten Cirebon.
SMKN 1 Mundu sendiri baru memulai menerapkan Kurikulum Merdeka. Kepala SMKN 1 Mundu, Ikhwanudin mengaku, tidak ada kesulitan dan kendala dalam menerapkannya.
Bahkan, lanjutnya, Kurikulum Merdeka ini sudah setahun lalu diterapkan di SMKN 1 Mundu pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Bahkan, mulai kelas X, XL maupun Xll Kurikulum Merdeka sudah diterapkan yang artinya sudah berjalan di semua tingkatan.
“Kurikulum Merdeka di sekolah kami sudah berjalan sejak tahun lalu. Namun jika sebelumnya masih menggunakan pembelajaran klasikal, sekarang sudah blok sistem,” ujar Ikhwanudin, Jumat (22/7/2022).
Ia menyebutkan, dengan blok sistem pembelajaran menekankan bagaimana anak membuat sebuah project hingga tuntas. Itu sesuai pembelaran paradigma baru.
Selain itu, lanjutnya, dengan pembelajaran blok sistem ini juga, lebih kepada peningkatan skill dan pengembangan karakter.
“Jadi tidak hanya belajar teori saja, tetapi praktek lebih ditekankan. Contoh dengan turun ke desa, bagaimana membantu kesadaran masyarakat. Intinya pengembangan karakter pun praktek buksn hanya sekedar teori,” paparnya.
Hal lainnya, terang Ikhwanudin, masih seputar pembangunan karakter ini, bagaimana memberikan kesadaran kepada masyarakat terkait penggunaan sosial media (sosmed) di FB, IG, Tweezer.
“Tujuannya supaya tidak terjebak dengan berita-berita hoaks misalnya. Jadi karakter itu bisa berbagi hal apa pun dalam kebaikan. Itulan tuntutan kurikulum yang baru,” sambungnya.
Begitupun dalam KBM, ia menyebutkan, pihaknya sudah meminta pada semua guru untuk melepas ego masing-masing mata pelajaran (Mapel).
Maksudnya, kata dia, spesialisasi itu justru agar dikolaborasikan dalam membangun pembelajaran yang memang lebih, sebab pada saat masuk dunia kerja si anak itu ditanya perusahaan bukan sudah bejar apa, tetapi sudah bisa apa.
Sementara itu, disinggung berapa banyak kuota yang diterima SMKN 1 Mundu pada PPDB tahun ini, disebutkannya jumlahnya mencapai 21 rombel.
“Setiap rombel sesuai ketentuan masing-masing berisi 36 anak. Allhamdulilah kuota terpenuhi. Bahkan karena kelebihan pendaftar, dengan sangat terpaksa, kita tidak bisa menerima sekitar 200 orang lebih,” katanya. (yus)