CIREBON – Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon mengaktivasi sejumlah titik untuk kegiatan kepariwisataan, sehingga kegiatan malam mingguan nanti tidak hanya di depan Balai Kota, namun juga di titik lainnya yang tersebar di Kota Cirebon.
Kepala Bidang Kepariwisataan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Hanry David menjelaskan, kegiatan malem Mingguan Neng Balekota yang sudah berlangsung selama hampir tiga bulan ini merupakan trigger (pemicu) untuk menarik kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon.
“Di sini yang pertama dan nanti tidak hanya disini,” ungkap David usai kegiatan Malem Mingguan ning Balekota.
Saat ini, lanjut David, di Keraton Kasepuhan juga sudah mulai mengikuti kegiatan serupa yang ditampilkan di depan Balai Kota. Bahkan kegiatan di Keraton Kasepuhan dilakukan oleh stakeholder kepariwisataan yaitu Kampung Mandalangan dan Keraton Kasepuhan sendiri.
“Mudah-mudahan kedepannya paling sedikit kita memiliki lima titik,” kata David.
Setiap titik minimal dua minggu sekali bisa menampilkan beragam kesenian dan budaya yang dimiliki Cirebon. Sehingga wisatawan yang datang ke Kota Cirebon dapat menikmati hiburan di sore hingga malam hari.
Dengan memperbanyak kegiatan kesenian dan budaya di berbagai titik, David berharap lama menginap wisatawan ke Kota Cirebon yang sebelumnya hanya satu malam bisa menjadi lebih lama.
“Kita harapkan bisa satu setengah atau bahkan dua malam,” harap David.
Selain itu, target kunjungan wisatawan sebanyak emapt juta wisatawan juga diharapkan bisa tercapai tahun ini.
Untuk itu, David berharap masyarakat sebagai pelaku budaya dan kesenian dapat turut serta menambah konten-konten di ruang terbuka untuk menarik kunjungan wisatawan. Setelah semua berjalan David yakin obyek wisata akan terisi.
“Cafe, hotel dan restoran juga dapat lebih percaya diri untuk menampilkan live music,” tutur David.
Sementara itu, pada kegiatan malem mingguan ning balekota pekan ini menampilkan kesenian dan budaya dari kampung Pecinan di Kota Cirebon. Beragam kesenian, mulai dari nyanyian hingga pertunjukkan barongsai dan liong ditampilkan.
Kuliner khas Tionghoa yang biasanya hanya disajikan saat peristiwa tertentu juga disajikan seperti ketan yupeng. Ketan ini sebenarnya diperuntukkan bagi wanita yang baru melahirkan. Semua kuliner yang disajikan juga halal. (yus)