CIREBON, fajarsatu.com – Mahasiswa IPB Invada Cirebon prodi PGSD, PBI & PTIK mengadakan kuliah lapangan mata kuliah pendidikan Pancasila ke Keraton Kasepuhan, Kamis (8/6/2023).
Kegiatan ini diikuti 143 mahasiswa dengan pemateri Arief Firdaus, S.IP, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila di IPB Invada Cirebon dan Iman Sugiman dari pihak Keraton Kasepuhan.
Acara ini dihadiri pula Wakil Rektor 3, DR. Ade Sastrawijaya, Ketua LPPM, Ferdo Iswandi, Kaprodi PGSD, Guntur serta Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan, R.R Aleksandra Wuryaningrat.
Kegiatan bertema “Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Literasi Budaya Kearifan Lokal Cirebon” ini meliputi pengenalan sejarah Cirebon serta berdirinya Keraton Kasepuhan, mengenal benda-benda bersejarah di Museum Keraton Kasepuhan dan penjelasan adat istiadat Keraton Kasepuhan dan masyarakat sekitarnya serta dilanjutkan dengan gelaran diskusi di aula belakang Keraton Kasepuhan.
Dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila di IPB Invada Cirebon, Arief Firdaus, S.IP, M.Si menjelaskan, literasi dalam hal ini dipahami dengan pengertian yang lebih luas yaitu bukan sebatas aktifitas membaca tetapi menjadi aktifitas untuk mengasah budi pekerti yang dikenal dengan istilah cultural refinement, atau penghalusan budi pekerti.
“Tujuan literasi yang utama adalah menumbuhkan kepribadian, kepekaan pribadi terhadap dunia di sekitarnya. Tujuan lainnya agar mahasiswa memahami dan menghargai serta menumbuhkan kecintaan terhadap warisan budaya dan beragam kearifan lokal Cirebon,” paparnya.
Arief mengungkapkan, kegiatan ini dilatarbelakangi rasa kepedulian mahasiswa terhadap warisan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Cirebon.
Lanjutnya, Keraton Kasepuhan dinilai sebagai lembaga pewaris dan penjaga kebudayaan lokal Cirebon dapat menjadi mitra stategis bersama kampus untuk menumbuh kembangkan SDM yang berkualitas, berintegritas, berkarakter tanpa meninggalkan kecintaan terhadap warisan budaya masyarakatnya.
“Kegiatan ini juga merupakan bekal bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga pendidik setelah mereka menyelesaikan studinya nanti,” ujarnya.
Sebagai tenaga pendidik, tambah Arief, tentu harus memahami betul konsep profil pelajaran Pancasila serta memiliki pemahaman yang baik mengenai warisan budaya dan kearifan lokal masyarakat Cirebon.
Dikatakannya, identitas sebuah bangsa adalah budaya bangsa itu sendiri. Modal budaya sebuah bangsa merupakan dasar dari ketahanan nasional suatu bangsa. Suatu bangsa yang tidak memiliki modal budaya tidak mempunyai ketahanan nasional. Tanpa ketahanan nasional, tanpa ketahanan budaya, bangsa itu tidak akan eksis.
Masih kata Arief, Pancasila merupakan suatu konstruk budaya yang digali dari sejarah bangsa ini yang multikultur. Keidealan Pancasila sebagai sebuah konstruk budaya sekaligus identitas bangsa perlu dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dirinya berharap, melalui kegiatan ini mahasiswa dapat memiliki sikap dalam menghadapi era disrupsi budaya yang dapat menyebabkan dismotivasi budaya, yaitu hilangnya budaya kearifan lokal dan menyebabkan disfungsionalisasi budaya, yaitu terjadinya penyempitan makna budaya yang diartikan kepada budaya yang sifat kebendaan semata. (Irgun)