CIREBON, fajarsatu.com – Sosialisasi pencegahan stunting yang dilakukan anggota Komisi IX DPR RI, H. Kardaya Warnika, DEA di Desa Marikangen, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon membludak, Jumat (16/6/2023).
Dari pantauan media fajarsatu.com, terlihat masyarakat yang didominasi ratusan kaum ibu berdatangan ke gedung olahraga Balai Desa Marikangen untuk mengikuti Sosialisasi KIE dan Program Bangga Kencana terkait permasalahan stunting.
Kardaya Warnika, DEA yang merupakan anggota DPR-RI Dapil Jabar VIII meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon dan Indramayu datang bersama Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN Pusat, Martin Suanta, Ketua Tim Pelayanan Manajemen Reformasi Birokrasi BKKBN Jawa Barat, Yusnandri Perdana, Kepala Bidang KB Ketahanan Kesejahteraan Keluarga DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Yati Fironike dan kuwu (kepala Desa) Desa Marikangen, Saefulloh.
Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra itu menjelaskan, stunting merupakan persoalan nasional. Oleh karenanya, penanganannya tidak bisa hanya oleh masing-masing sektor, namun harus dilakukan secara bersama-sama semua pihak.
“Saya sebagai anggota DPR RI ingin bahwa di daerah pemilihan saya khususnya masyarakat Desa Marikangen agar selalu sehat, sakinah mawaddah warohmah samawa, maka dari itu saya bersama yang menangani bidang masalah stunting agar bisa menjelaskan kepada masyarakat bagaimana cara penanganan dan pencegahannya,” ujarnya.
Dikatakannya, stunting adalah kekurangan gizi pada bayi 1000 hari pertama kehidupannya, sehingga menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
“Karena mengalami kekurangan gizi menahun bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar balita seumurnya, namun tidak semuanya yang bertubuh pendek itu stunting,” katanya.
“Jika anak mengalami stunting, tentu saja tidak hanya berdampak pada fisk namun bisa berpengaruh pula terhadap kecerdasan anak tersebut ada tiga hal yang dipersiapkan dalam penanganan stunting ini,” sambungnya.
Pertama program siap nikah dan siap hamil Calon pengantin harus dipersiapkan, jangan sampai kurang gizi, amenia dan lainnya yang nanti ketika menikah dan hamil memungkinkan punya anak stunting karena dari ibu yang kurang gizi atau secara fisik kurang sehat.
Kemudian 1000 hari pertama kehidupan, anak harus betul-betul diperhatikan asupan gizinya makanan bergizi tidak harus yang mahal namun bisa memanfaatkan yang ada di sekitar.
“Dan yang terakhir pascapersalinan ibu-ibu direkomendasikan untuk bisa ber-KB agar perhatian termasuk pengasuhan atas anak yang telah dilahirkan lebih fokus sehingga anak akan tumbuh dengan baik dan terhindar dari stunting,” pungkasnya.
Sementara itu Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN Pusat, Martin Suanta mengatakan, untuk wilayah Kabupaten Cirebon sendiri pada tahun 2022 ini mengalami penurunan yang mana dari 26,5 persen menjadi 18,6 persen tetapi tentu ini belum mencapai target yang di inginkan pemerintah yakni 14 persen.
“Kami dari BKKBN Pusat sampai daerah akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting sampai mencapai yang di targetkan saya optimis tahun ini angka stunting khusunya di kabupaten Cirebon bisa kembali turun,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Martin, bisa dilihat dari 2021 hingga 2022 mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan kerja keras dari semua unsur pemerintah angka stunting bisa kembali turun sesuai pencapaian target yang diinginkan pemerintah.
“Saya berharap baik dari bupati, kepala dinas semua unsur agar terus berkomitmen dalam penanganan stunting di Kabupaten Cirebon kita bisa lihat hasil dari kerja keras semua unsur penurunan angka stunting di kabupaten Cirebon ini menurun secara signifikan maka dari itu tetap semangat dalam bekerja supaya mencapai apa yang menjadi target presiden,” pungkasnya. (de)