Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Buku “Aku, Dia & Cinta”
PADA Kamis 13 Juli 2023 saya bersilaturahim ke Taufikurrahman Pua Note Karman, S.Pt, M.Sc, M.Eng. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lombok Tengah NTB. Saya ditemani oleh Gun (sepupu asal Manggarai Barat NTT) dan Mas M. Roby Satriawan, tokoh muda Lombok Tengah. Bang Arman, demikian saya menyapanya, merupakan putra asli Ende NTT yang menjadi salah satu konseptor desain Kantor Bupati Lombok Tengah. Bang Arman adalah putra kelahiran Ende NTT dan pernah kuliah di Undana Kupang, UGM Jogjakarta dan sebuah perguruan tinggi di Belanda.
Pertemuan perdana ini benar-benar spesial dan istimewa. Bang Arman menerima saya dan dua teman kainnya di ruang kerjanya, ruang Kepala BPKAD. Saya yang kelahiran Manggarai Barat NTT dan kini berdomisili di Cirebon Jawa Barat sangat bangga dan haru padanya. Seperti mendapatkan hadiah kagetan, saya benar-benar mendapatkan sesuatu yang “wah”. Sosok yang suka senyum ini menerima saya dengan begitu antusias dan senang. Ia sendiri terlahir dari keluarga atau ayah-ibu yang sederhana dan ia lima bersaudara, dua laki-laki dan tiga perempuan.
Beberapa hal penting yang perlu saya share kembali kepada pembaca perihal apa-apa yang saya dengar langsung dari sosok ini dan keluarga kecilnya adalah sebagai berikut, pertama, sudah terbiasa membaca buku sejak kecil, tepatnya sejak sekolah dasar atau SD hingga kelak menempuh pendidikan di berbagai lembaga pendidikan. Termasuk ketika kelak menempuh pendidikan di Universitas Cendana Kupang, UGM Jogjakarta dan sebuah perguruan tinggi di Belanda. Sehingga tradisi baca bukan tradisi yang asing baginya.
Ya, ia sosok yang sudah terbiasa membaca berbagai sumber bacaan sejak lama hingga kini. Bukan saja surat kabar tapi juga majalah dan beragam judul buku, di samping media online yang kini menjamur bagai jamur di musim hujan. Hal ini dilakukan karena banyak latar diantaranya kehausan akan ilmu yang sudah terbangun sejak di SD dulu. “Saya selalu terngiang dengan masa-masa saya akrab dengan buku dalam beragam judul kala itu. Buku di sekolah saya baca semua,” ungkapnya.
Kedua, terbiasa menulis. Bang Karman juga adalah sosok yang suka menulis. Walau belum menulis buku solo, namun ia sudah sering menulis berbagai materi seputar tugas dan wewenangnya sebagai birokrat. Sehingga setiap kegiatan dan program kedinasan selalu dicatat dan disusun dalam file khusus, dengan tujuan agar mudah dibaca dan terdokumentasi dengan baik. Ia pun mengaku tak sedikit idenya yang sudah disusun dalam slide power point dirujuk oleh koleganya. “Saya suka menulis, minimal seputar tugas atau pekerjaan kedinasan,” akunya.
Saat mendengar cerita tentang masa lalu Bang Arman, saya sangat percaya bahwa suatu saat sosok ini bakal mampu menulis buku sendiri. Bagaimana pun, tradisi baca sudah menjadi modal penting baginya untuk meluangkan waktu hingga bisa menulis buku. Bila pun belum berkesempatan untuk menulis sendiri, Bang Arman bisa meminta bantuan siapapun untuk mewujudkan itu. Saya sendiri siap membantu; menjadi ghost writer bagi sosok yang akrab dengan semua kalangan ini. Bagaimana Bang Karman?
Ketiga, kerja keras, disiplin dan ulet. Orangtua Bang Karman (Bapak Se’er Pua Note dan Ibu Ibu Sofiah Ma Thayib almarhumah) adalah sosok hebat. Selain pekerja keras, mereka juga tergolong disiplin dalam segala hal. Hal ini diwarisi oleh Bang Arman dan saudara sekandungnya: Nining Rohaini Pua Note, Ajie Nasrulfiddin Pua Note, S.Sos, MM, Hafita Sajratun Pua note, SP. dan Hafsiahnor Pua Note, S.Pd. Bahkan ayahnya sudah terbiasa bekerja sejak kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.
Keempat, menjaga shalat, banyak berdoa dan bersyukur. Keluarga Bang Arman juga adalah keluarga yang akrab dengan agama dalam hal ini Islam. Sang ayah sudah mengajarkan Bang Arman dan keluarga kecilnya tentang shalat dan ibadah lainnya. Bahkan mereka juga dididik untuk banyak berdoa dan bersyukur kepada Allah. Sebab usaha manusia tak ada apa-apanya bila tidak disertai dengan bimbingan dan kuasa Allah. “Tidak boleh sombong dan angkuh, sebab hanya Allah yang membuat kita sukses. Makanya mesti banyak berdoa dan bersyukur kepada-Nya,” ungkap sang ayah saat ditemui di rumahnya di Lombok Tengah.
Bagi saya, Bang Arman dan keluarga yang merantau ke Lombok Tengah sejak 1997 silam adalah sosok dan keluarga yang layak dicontoh, terutama bagi saya dan adik-adik yang kini masih menempuh pendidikan dan berkarir di tanah rantauan. Sebagai perantau, ia telah menjadi bukti dan saksi nyata bahwa kerja keras, tradisi baca-tulis dan ilmu yang bermanfaat dapat menjadi modal penting bagi siapapun dalam membangun karir dan meraih kesuksesan. Kantor Bupati Lombok Tengah dan beberapa Dinas di Lombok Tengah termasuk Dinas BPKAD merupakan saksi paling nyata betapa ia sosok pembelajar dan tak kenal lelah bekerja untuk amanah yang ia emban. Terima kasih Bang Arman, terima kasih senior kebanggaan! (*)