Oleh: T. Rizkiyyah
Mahasiswi Semester 7 Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Syeikh Nurjati Cirebon
SAYA adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakak saya laki-laki dan adik saya laki-laki pula. Ibu saya sudah meninggal saat saya berusia 13 tahun. Saat ini kakak saya sudah menikah dan ikut istrinya ke luar kota. Adik saya masih di pesantren dan bapa saya menikah lagi. Jadi saya hidup dengan bapa dan ibu sambung saya. Secara ekonomi, keluarga kecil saya sangat sederhana. Sehingga untuk kebutuhan pendidikan yang lebih tinggi butuh kerja keras dan benar-benar mengorbankan banyak hal.
Setahun berlalu usai sudah pengabdian saya di pondok pesantren Nurul Huda, Timbang, Kuningan, Jawa Barat. Akhirnya saya bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tepatnya IAIN Syekh Nurjati Cirebon melalui jalur UMPTKIN. Untuk pendaftaran kuliah dipermudah oleh Allah melalui anak dari kyai saya yang memang beliau juga kuliah di sana, jadi saya hanya mengumpulkan berkas dan membayar administrasinya saja dan beliau yang mengurusnya.
Singkat cerita, alhamdulillah saya lulus dengan jurusan yang saya harapkan yakni Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Di semester pertama pembayaran UKT saya masih dibiayai oleh bapa saya yang berprofesi sebagai buruh kuli bangunan yang umumnya hanya cukup untuk makan. Mendekati liburan dan pastinya pergantian semester harus membayar UKT. Saya bingung bagaimana cara membayarnya. Saya tidak ingin membebani orang tua saya.
Saat itulah saya berdoa kepada Allah agar memberikan jalan kepada saya sehingga bisa terus kuliah tanpa menbebani orang tua saya. Qodarullah Allah memberikan jalan petunjuk ke saya di salah satu mata kuliah yang mana dosen tersebut membagikan file yang berisi di bukanya beasiswa Badan Amil Zakat Nasional (Baznas ) Kabupaten Cirebon. Ternyata ada teman kelas yang memang mengikuti beasiswa tersebut juga. Akhirnya kami mengikuti alur atau timeline beasiswa tersebut bersama-sama.
Saat saya sedang menyiapkan berkas untuk persyaratan administrasi beasiswa saya sedikit pesimis, khawatir, dan takut sia-sia. Namun teman kelas saya tetap meyakinkan untuk mencoba terlebih dahulu saja. “Coba aja dulu, setidaknya kita sudah berusaha,” ungkap teman saya. Semenjak itu sayapun bertambah semangat dan lebih optimis dengan apapun hasilnya nanti karena saya tau pasti Allah mengetahui apa yang sedang saya butuhkan.
Pada saat itu saya dan teman saya bergegas untuk mengumpulkan persyaratan administrasi langsung ke kantor Baznas yang berada di Sumber. Saat kami ke sana kantornya sudah tutup, padahal sudah beberapa hari lagi menuju deadline atau batas akhir pengumpulan. Di situ saya pesimis lagi, takutnya keburu ditutup dan tidak bisa ikut. Alhamdulillah saat ke dua kalinya kami ke kantor Baznas bisa mengumpulkan persyaratan tanpa ada kendala apapun.
Sekian pekan kami menunggu keputusan dan kepastian dari Baznas, siapa saja yang bisa lanjut menuju tes tulis. Akhirnya muncul juga di website nama kami berdua. Saya sangat bersyukur karena lolos persyaratan administrasi, sementara ada beberapa teman yang tidak lolos administrasi sehingga tereliminasi. Tentunya saya menunggu sambil terus berdoa siang malam agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut dan akhirnya tidak sia-sia.
Di tahap kedua tes tulis, sebelum saya melakukan tes saya mencoba untuk belajar tentang zakat terutama sampai saya bertanya kepada teman-teman yang saya anggap mereka bisa diajak untuk berdiskusi dan berbagi ilmu mengenai zakat. Setelah saya kontak ke beberapa teman akhirnya saya mendapatkan teman baru dari teman saya agar saya bisa belajar lebih mengenai pembahasan zakat. Beliau berasal dari Jogjakarta. Saya sedikit banyak belajar dengan beliau walaupun lewat online.
Tibalah waktu tes tulis beasiswa BAZNAS berlangsung. Ternyata saat tes tulis tidak hanya mengenai zakat saja namun juga berbagai mata pelajaran. Akhirnya tidak ada pilihan mau tidak mau saya harus mengisi soal tersebut. Kala itu saya hanya mengisi dengan bacaan sholawat dengan harapan Allah permudah segalanya. Pengumuman hasil teks diupload ke website pada tanggal yang ditentukan. Alhamdulillah saya beserta 50 orang lainya lulus tes tulis dan bisa melanjutkan ke tes interview. Saya bersyukur, sebab saya termasuk salah satu dari setengah peserta dari sekira 120 mahasiswa yang lulus dan bisa melanjutkan ke tes interview.
Sebelum tes interview dari Tim Baznas ada yang melakukan survei ke setiap rumah yang lulus tes tulis untuk mengetahui kebenaran bahwa mereka benar-benar membutuhkan biaya untuk kuliah, termasuk saya. Pada saat itu ada orang dari tim Baznas yang ke rumah saya dan menanyakan beberapa hal. Saat interview saya ditanya beberapa hal mengenai zakat dan lain sebagainya. Alhamdulillah saya bisa menjawab dengan lancar dan optimis. Lalu tibalah detik-detik pengumuman hasil akhir dari timeline beasiswa Baznas ini. Inilah momentum yang menentukan terpilih atau tidaknya untuk mendapatkan beasiswa yang nantinya akan diberi uang UKT setiap semesternya hingga semester 8 dan uang saku perbulannya.
Setelah dipublish betapa bersyukurnya saya ketika ada nama saya tercantum pada file tersebut, yang tentu saja bisa mendapatkan beasiswa selama 8 semester dan uang saku setiap bulannya. Masya Allah rasa syukur yang tak terhingga selalu saya ucapkan, rasanya seperti tidak mungkin, tapi ternyata Allah menjawab ketidakmungkinan saya untuk mendapatkan beasiswa ini. Sujud syukur saya lakukan karena saya tahu tidak semua orang bisa mendapatkan beasiswa ini.
Bayangkan saja dari 130 orang yang lolos administrasi persyaratan hanya 120 orang untuk melanjutkan ke tes tulis. Setelah tes tulis yang lolos hanya 50 dan dari 50 orang tersebut hanya 20 orang yang terpilih mendapatkan beasiswa murni sampai semester 8, termasuk uang sakunya. Kini saya telah duduk di semester 7 di sebuah fakultas di IAIN Syeikh Nurjati karena bantuan beasiswa dari Baznas Kabupaten Cirebon.
Terimakasih Baznas Kabupaten Cirebon yang telah membantu saya dan teman-teman saya yang juga sangat membutuhkan untuk terus melanjutkan pendidikan dan menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Alhamdulillah sekarang saya dan teman-teman sudah merasakan kenikmatan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Semoga Baznas Kabupaten Cirebon semakin jaya, sukses dan maju serta banyak membantu orang-orang yang membutuhkan terutama dalam bidang pendidikan. (*)