CIREBON, fajarsatu.com – SMP Negeri 7 Kota Cirebon merupakan satu di antara sekolah yang sudah menerapkan SRA dengan baik, hingga dinobatkan sebagai sekolah penggerak di Kota Cirebon.
CIREBON, fajarsatu.com – Sekolah Ramah Anak (SRA) bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan dan kesejahteraan anak secara menyeluruh.
Membangun SRA tidak bisa mengandalkan peran guru dan sekolah, tetapi orang tua, siswa dan masyarakat juga penting. Karena sekolah harus membangun lingkungan belajar aman dan nyaman. Hal tersebut disebut dengan konsep ‘Student Well-being’.
SMP Negeri 7 Kota Cirebon merupakan satu di antara sekolah yang sudah menerapkan SRA dengan baik, hingga dinobatkan sebagai sekolah penggerak di Kota Cirebon.
Kepala SMP Negeri 7 Kota Cirebon, Dra. Euis Sulastri, M.Pd menyampaikan, sebagai sekolah penggerak, tentu bersinergi dengan program ramah anak yang mengutamakan nilai-nilai kebajikan yang harus tertanam dan menjadi pembiasaan seluruh warga sekolah.
“Mendukung SRA, SMP Negeri 7 sudah banyak merealisasikan program. Hal itu sebagai bentuk komitmen semua pihak, baik sekolah dan guru, orang tua siswa dan siswa,” jelasnya, Kamis (21/3/2024) di ruang kerjanya.
Masih dikatakan Euis, saat ini 60 persen guru yang ada tergolong usia muda. Ini aset penting dalam menunjang pembelajaran dari kurikulum yang berorientasi pada siswa. Terutama kreativitas penyajian materi maupun komunikasi dengan siswa.
“Selain itu, dukungan lingkungan secara fisik juga mendukung untuk perkembangan siswa. Ada taman edukasi, teras literasi, lorong kebangsaan, perpustakan, kamar mandi bersih hingga hutan sekolah,” ungkap Euis.
Kemudian, kata Euis, metode pembelajaran hingga tata kelola kelas juga sangat mendukung perkembangan. Setiap materi dengan ragam metode yang aktif, berbasis proyek dan masalah mengharuskan anak terlibat dan mengalami.
“Komunikasi positif yang terjalin baik antara guru dan siswa di sekolah, memungkinkan setiap anak pun bisa berlaku positif. Hasilnya tidak ada kasus bullying karena sudah terbangun budaya yang baik,” tuturnya.
Euis menegaskan, dari berbagai program yang dilakukan sekolah, tidak lepas dengan komitmen bersama dengan orang tua. Kemudian saling melakukan evaluasi, terutama dalam pengawasan dan pengendalian lingkungan digital.
“Kolaborasi sekolah, guru, orang tua dan siswa harus terjaga dengan komunikasi yang baik. Ini untuk mewujudkan tempat yang aman dan menyenangkan bagi siswa agar bisa tumbuh dan belajar maksimal,” katanya.(*)