KUNINGAN, fajarsatu.com – Harapan masyarakat Kabupaten Kuningan wilayah Timur khususnya Kecamatan Karangkancana untuk menikmati suasana lebaran dengan jalan mulus hanyanlah tinggal harapan. Mereka para perantau yang pulang kampung dan warga yang hilir mudik bepergian menuju pasar Luragung dan Kuningan harus melintasi jalan antara Tanjungkerta dan Karangkancana dengan ekstra hati-hati karena jalannya penuh lubang dan rusak parah.
Salahsatu warga Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Maryana mengatakan, kondisi jalan yang menghubungkan antara Desa Tanjungkerta, Karangkancana dan wilayah Desa Jabranti sudah lama rusak parah dan penuh lubang. Warga sudah lama mengeluh dan meminta kepada pemerintah untuk segera memperbaiki tetapi sampai Lebaran Idul Fitri 1446 H atau 2025 ternyata belum juga ada upaya perbaikan.
“Sebagai warga negara yang taat dan ikut membayar pajak, tentunya kami juga menginginkan sarana jalan di wilayah Kuningan Timur ini baik dan mulus seperti di kota. Meskipun jalannya kecil tetapi kalo kondisinya baik dan tidak berlubang tentunya kami merasa nyaman saat berkendaraan dan tidak takut lagi terperosok atau jatuh karena lubang di jalan daerah kami rata-rata lebar dan dalam,” jelas Maryana kepada fajarsatu.com, Kamis (20/04/2025).
Dikatakan Maryana, musim mudik lebaran Idul Fitri volume kendaraan mengalami peningkatan yang sangat tinggi sehingga hilir mudik motor dan mobil cukup padat ke daerah Kuningan Timur juga. Terlebih lagi setelah lebaran Idul Fitri banyak warga yang hajatan maka banyak tamu dari daerah lain datang berkunjung ke desa-desa yang ada di wilayah Kecamatan Karangkancana.
Menurutnya, pemerintah desa dan kecamatan memang seharusnya proaktif untuk mengusulkan perbaikan sarana umum yang rusak ke pemerintah kabupaten secara terus menerus tiap tahun agar secepatnya diperbaiki. Mengusulkan perbaikan jalan yang rusak parah tidak cukup sekali karena pemerintah di tingkat kabupaten atau yang lebih atas tidak merasakan bagaimana kondisi jalan di wilayah pedesaan.
“Yang harus aktif mengusulkan perbaikan jalan rusak di wilayah pedesaan itu tentunya para Kuwu atau pihak kecamatan yang merasakan tidak nyaman tiap hari saat berkendaraan. Kalau dibiarkan terus tanpa diusulkan ke kabupaten, sampai kapanpun tidak akan pernah diperbaiki karena pemerintah di atas sih tidak merasakan nyaman dan tidaknya jalan di daerah kita,” ujarnya.
Ditambahkan dia, pemerintah desa saat ini harus belajar dari kepala desa dulu yang cepat respon saat jalan di daerahnya rusak. “Sebetulnya sangat ironis kalau saat ini pemerintahan tidak peduli dengan lingkungannya seperti jalan rusak dibiarkan saja. Saat ini sih kan aparat desa juga digaji dan anggaran desa besar sehingga harusnya cepet tanggap dengan berbagai masalah yang dialami masyarakat seperti halnya jalan hancur,” tandasnya. (eko)
Foto. Waska (eko)